SEMANGAT mengikuti Diklat Teknis Pengendalian Hama Penyakit tetap terlihat pada para peserta. Di hari keempat, Kamis (24/8/2017), peserta tampak antusias, mengingat materi yang diberikan sangat bermanfaat dan penting bagi mereka dalam melaksanakan tugas sebagai Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) di wilayah tugas mereka.
Materi seputar pengamatan OPT perkebunan dan pelaporan ini sendiri disampaikan langsung POPT Ahli Muda dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, Effendi Wibowo SP, serta didamping Widyaiswara Utama dari BBPP Binuang, Ir Marhaenis BS M,Si.
Diklat Teknis ini sendiri dilangsungkan selama tujuh hari, mulai 22 hingga 28 Agustus 2017 di Binuang, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Ini sesuai dasar surat pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Tahun Anggaran 2017 Nomor: 018.10.2.239640/2017 tanggal 7 Desember 2016 tentang kegiatan Balai dan SK Kepala BBPP Binuang Nomor: 122/KPA/I.16/08/2017 tgl 9 Agustus 2017 tentang penyelenggaraan Diklat Pengendalian HPT Perkebunan.
Kegiatan ini diikuti 30 peserta yang berasal dari lima provinsi di Kalimantan, yang bertugas sebagai Pengamat Hama Penyakit atau Pejabat Fungsional POPT Perkebunan di wilayah sentra tanaman karet, kelapa sawit, lada dan kakao.
"Tujuan Diklat ini adalah untuk meningkatkan kompetensi petugas pengamat hama atau pejabat fungsional POPT perkebunan dalam pengendalian hama penyakit tanaman perkebunan, dan metoda pelaksanaan diklat yang digunakan, adalah pendekatan Experiential Learning Cycle (ELC) atau AKOSA (Alamai, Kemukakan, Olah, Simpulkan, Aplikasikan," tutur Muhammad Khairudin, Kepala Bidang Penyelenggara Pelatihan dalam sambutan pada pembukaan diklat.
Sementata itu salah seorang peserta, Muhammad Zainal Arifin asal Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah mengatakan, pelatihan ini sangat bermanfaat karena beberapa produk perkebunan Indonesia sudah menjadi komoditas unggulan di kancah International, seperti minyak kelapa sawit mentah.
Di masa mendatang, lanjut Zainal, prospeknya akan terus menarik pasar mengingat permintaan dunia akan komoditas ini selalu meningkat setiap tahunnya. "Maka untuk menjawab kebutuhan tersebut perlu perlindungan tanaman yang berkualitas dan terpercaya melalui diklat seperti ini, “ tutupnya.[rilis/abs]