KUALA KAPUAS - Mengapa petani tidak sejahtera atau tidak bisa kaya, kendati hasil pertanian terbilang lumayan bahkan bisa dikatakan berkecukupan atau berlebihan?. Sementara program pemerintah untuk meningkatkan hasil pertanian juga sudah dilakukan.
"Jadi secara estimasi dan pencapaian hasil, tentu ini tercapai untuk memenuhi kesejahteraan," ungkap H Suparman, Kadis Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Kapuas, Rabu (25/10/2017).
Menurut Suparman, saat musim panen hasil meningkat, dan gabah yang didapat juga sangat banyak. Tapi faktanya di saat itu harganya turun. "Faktor itu yang menyebabkan petani mana bisa sejahtera," imbuhnya.
Selain itu, saat menggarap sawah para petani sudah tergadai pada tengkulak. Alhasil, begitu masa panen secara otomatis hasilnya untuk biaya melunasi utang pada tengkulak yang memodali mereka.
"Ini yang membuat mereka pasrah dengan ketentuan harga dari tengkulak, yang merupakan pemodal buat mereka," jelas pria yang juga Ketua Balakar 545 Kapuas ini.
Terkait solusi untuk mengatasi situasi dan permasalahan ini, Suparman mengatakan jika pihaknya sudah memiliki resi gudang, yakni sesuatu yang dapat menjadi jaminan dalam bentuk resi yang bisa digunakan untuk jaminan pembayaran oleh bank atau lembaga keuangan non bank tanpa angsuran.
"Resi gudang memberi jaminan mutu terhadap komoditas, karena telah diuji secara standar. Kemudian resi gudang memberi manfaat nilai tambah dengan sistem tunda jual, atau petani bisa menunda penjualan gabahnya menunggu saat harga bagus," paparya.
Bentuk resi sendiri, lanjutnya, berupa sertifikat jaminan bernilai 70 persen dari aset yang dijaminkan di bidang. "Tentu saja untuk petani yang asetnya dijaminkan itu gabah (padi). BRI sebagai bank yang memfasilitasi, serta ada badan yang mengelola. Badan Pengawas Perdagangan Komoditi Berjangka atau disingkat Bapperti itu yang kemudian menunjuk koperasi yang ada pada binaan kita untuk mengelola dengan sistem online," bebernya.
Program resi gudang ini disebutkan sudah lama. Sayang belum dikenal di masyarakat. Di daerah tetangga, yakni Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan telah berhasil menjalankannya.
"Kita akan segera memulainya dengan langkah pertama membangun gudang di desa Terusan Raya Kecamatan Bataguh yang hasil padinya paling besar rata-rata 60.000 ton per tahunnya. Itulah alasan memilih gudang di lokasi desa itu," terang beliau mengakhiri.[sapwani]