KUALA KAPUAS - Letak geografis umumnya menjadi faktor lambannya akses pendidikan masuk ke suatu daerah. Tak terkecuali di Kalimantan, di mana banyak daerah yang jangkauannya masih jauh hingga menjadi terisolir dan tertinggal, baik fasilitas maupun sumber daya manusia (SDM), termasuk di bidang pendidikan.
Alhasil, kesenjangan antara kota dan daerah terjauh atau pelosok pun menjadi kendala. Ditambah lagi sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Kondisi ini tentu harus membuat pemangku kebijakan berpikir panjang untuk mencari solusi jitu.
Menurut Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kapuas, Muhammad Hasan S.Pd MA, Selasa (24/10/2017), fenomena letak geografis yang menciptakan kesenjangan, dan fakta ini memang tidak bisa dipungkiri.
"Bagaimana bisa sama, karena faktor penunjang kesetaraan pendidikan itu mesti didukung fasilitas dan sumber daya manusia juga. Lingkungan kota atau yang memiliki akses yang mudah, tentu lebih meningkat mutunya," jelasnya kepada Metro Kalimantan.
Walau manusia lahir dengan otak yang sama, lanjutnya, tapi masukannya berbeda, baik nutrisi maupun pelajaran yang diterima, pastilah hasilnya juga menjadi berbeda.
"Kita menemukan satu solusi, dengan menggandeng pihak ketiga yang bisa mengurangi kesenjangan itu, dengan semacam repeater atau modul yang bisa mengatasi keterbatasan SDM dalam pengajaran sekaligus sarana penunjangnya," terang ahli Informatika dan Tekhnologi (IT) ini.
Hasan mengatakan, semua memang bergantung pada pihak penyelenggara pendidikan di daerah. "Karena pada dasarnya mereka yang membutuhkan, dan mereka pula yang punya biaya untuk bisa memanfaatkan teknologi yang bisa menunjang kemajuan mutu pendidikan ini," tutupnya.[sapwani]