PERJUANGAN maupun pengorbanan menuju kesuksesan tak semudah membalik telapak tangan. Banyak onak dan duri yang harus dilewati. Hanya orang-orang yang memiliki keteguhan dan kekuatan tekad yang tetap berusaha sekuat tenaga untuk menggapai impian.
Tak hanya mengucurkan keringat, orang-orang yang menatap masa depan gemilang dengan penuh keyakinan ini, bahkan rela jika harus meneteskan darah sekalipun. Bagi mereka, peras keringat banting tulang maupun meneteskan darah, hanyalah sebuah proses yang harus dilalui untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.
Proses semacam ini tampaknya telah dilakukan dan sangat dirasakan delapan paralympian Kalimantan Selatan saat berjuang mati-matian membela Merah Putih di ASEAN Para Games IX Kuala Lumpur, Malaysia 2017 lalu. Delapan paralympian Banua itu, yakni Warmia, Yahya, Fauzi, Suriansyah, Nor Aimah, Yahya Hernanda, Agus Arief Rahman dan Herman.
Demi mengharumkan Indonesia, patriot olahraga kalangan disabilitas Banua ini rela meninggalkan keluarga dan kampung halaman. Ini dilakukan tak lain hanya untuk menjalani Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Solo, Jawa tengah selama berbulan-bulan, hingga kemudian diterbangkan ke Malaysia untuk berjuang di medan laga.
Sepekan berjuang, prestasi pun akhirnya berhasil mereka bukukan. Bendera Merah Putih dinaikkan, dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan berkali-kali di langit Malaysia, saat paralympian Banua turut menyumbangkan medali emas di multi event dua tahunan tersebut.
Tak pelak, air mata menetes seiring berkibarnya bendara Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia bergema di Negeri Jiran. Haru gembira pun menyelimuti hati mereka, menandai perjuangan dan kepuasan akan hasil yang telah disumbangkan untuk Negara tercinta.
Apresiasi pemerintah Indonesia dengan guyuran bonus besar pun menyungging senyum di bibir paralympian Tanah Air, tak terkecuali dengan delapan paralympian Banua yang turut menyumbang bangga untuk Negara.
Reward pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo tidak hanya sampai di situ. Bonus masa depan yang lebih cerah juga diberikan kepada semua paralympian yang sukses meraih medali emas di ASEAN Para Games 2017, dengan diangkat derajatnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Alhasil, delapan paralympian Banua yang turut menggondol medali emas pun ketiban rezeki jangka panjang, seiring pintu gerbang PNS dibuka dengan lebar pemerintah kepada mereka.
Ketua National Paralympic Committee (NPC) Kalimantan Selatan, Ahmad Firdaus, Senin(29/1/2018) mengatakan, keberhasilan paralympian meraih medali emas di ASEAN Paragames 2017, hingga berbuah bonus besar dan pengangkatan PNS, harus jadi inspirasi paralympian banua lainnya.
“Keberhasilan mereka harus jadi inspirasi generasi paralympian Banua. Dari jalur inilah (red, prestasi olahraga), kita kalangan disabilitas bisa menggapai cita-cita dan memperbaiki kehidupan. Tentunya harus melalui perjuangan panjang dan berdarah-darah,” tutur pria yang juga diangkat sebagai PNS lewat jalur prestasi olahraga ini.[anshari]