MARTAPURA, MK - Bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Banjar, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menggelar pelatihan tematik karet di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mataraman.
Pelatihan ini dilangsung selama empat hari, tepatnya mulai 3 hingga 6 Juli 2018. Pembukaan kegiatan ini, Selasa (3/7/2018) dihadiri langsung Kepala Disnakbun Banjar, Ir H Dondit Bekti, dan Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si.
Pelatihan yang bertujuan untuk membekali petani dalam program peremajaan karet ini diikuti sebanyak 30 petani karet dari tiga Kecamatan di Kabupaten Banjar, yakni Karang Intan, Cintapuri Darussalam dan Mataraman.
Kepala Disnakbun Dondit, didampingi Kepala Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan, Ir H Edie Roosnandi Noor dalam sambutannya berharap melalui pelatihan ini mampu meningkatkan kapasitas dan kesiapan Kelompok Tani penerima program peremajaan karet, khususnya pada teknik budidaya terapan pada tanaman tersebut.
Hal ini dinilai penting, mengingat di Kabupaten Banjar saat ini terdapat 40.000 hektar kebun karet, yang 25 hektarenya merupakan kebun karet rakyat. Berdasar kondisinya, tercatat 1.200 hektar yang sudah seharusnya diremajakan.
"Pada 2007 lalu, seluas 500 hektar yang diremajakan, dan tahun 2018 ini diusulkan seluas 375 hektar untuk diremajakan. Oleh karena itu, diperlukan kesiapan petani," terang Dondit.
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala BBPP Binuang, Yulia mengungkapkan rasa banggaannya terhadap petani.
“Petani adalah pejuang di bidang pertanian, tanpa petani upaya peningkatan produksi pertanian sulit diwujudkan,” tuturnya.
Dalam kenyataannya petani tidak mengenal subsektor. Selain mengusahakan tanaman perkebunan seperti karet yang menjadi andalan, petani juga mengusahakan tanaman pangan, ternak bahkan ikan untuk dapat meningkatkan pendapatannya.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang memprogramkan pelatihan yang diperlukan untuk mendukung program-program pembangunan pertanian di daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
“Pelatihan ini sebagai wujud kepedulian pemerintah dengan menyediakan anggaran untuk meningkatkan kompetensi petani dalam mengelola usahtani dengan menerapkan sistem diversifikasi pangan dan integritas berbasis karet," paparnya.
Di tempat terpisah, Ir Marhaenis Budi Santoso M.Si, Widyaiswara Ahli Utama BBPP Binuang selaku narasumber dalam pelatihan ini memaparkan inti materi pembelajarannya.
Menurutnya, dalam program peremajaan karet petani harus memerapkan sistem tanam jarak ganda (doudle row spacing) sesuai teknologi rekomendasi dalam Sistem Usaha Tani Perkebunan Rakyat-Diversifikasi dan Integritas (SUPRA-DIN) dengan sistem tanam jarak ganda.
Dengan demikian, dimungkinkan petani untuk mengembangkan diversifikasi dan integritas berbasis karet. Dalam kondisi lahan pertanian untuk memproduksi pangan semakin berkurang, usaha tani diversifikasi dan integritas tanaman perkebunan dengan berbagai jenis tanaman pangan dan hortikultura merupakan solusi.
Karenanya, stabilitas pendapatan usaha tani lebih terjamin dan potensi kerawanan pangan di tingkat petani dapat diatasi.
Dalam diskusi terungkap adanya beberapa petani telah mengetahui teknologi sistem jarak tanam ganda dan berminat untuk menerapkan itu dalam peremajaan karet yang akan datang.
“Kami mau menerapkan itu, dan kami mau menanam pisang dan cabai di antara karet karena akan lebih menguntungkan,” timpal Hery Supriati, salah satu peserta wanita dari Karang Intan.
“Tapi permasalahannya adalah banyak pencurian," lanjutnya.[boy/bayu]