Kepala BBPP Binuang: PPL Bukan sekedar Pendamping Petani

Kepala BBPP Binuang: PPL Bukan sekedar Pendamping Petani


RANTAU PULUNG, MK - Bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menyelenggarakan Pelatihan Tematik Pengelolaan dan Operator Alsintan.

Kegiatan yang digelar dari 10 hingga 12 Juli 2018 ini diikuti 25 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan lima anggota Babinsa. Pelatihan tiga hari ini dibiayai dari DIPA BBPP Binuang.

Dengan mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan dapat membina dan membimbing petani untuk mengoptimalkan pemanfaatan Alsintan bantuan pemerintah yang sudah diterima petani.

Ini dimaksudkan agar petani mampu meningkatkan Luas Tambah Tanam (LTT) dan Indek Pertanaman untuk meningkatkan produksi.


Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur, Sugiono S.SKP.

Dalam sambutannya, Sugiono menyampaikan informasi data peningkatan produksi padi sawah di Kutai Timur. Pada tahun 2017 pencapaian produksi 21.770 ton mengalami kenaikan dibanding pencapaian produksi tahun 2016 sebesar 14.905 ton.

Sedangkan produksi padi ladang mencapai 13.612 ton di tahun 2017, mengalami kenaikan dibanding tahun 2016 sebesar 11.853 ton.

"Kami mengingatkan kepada penyuluh pertanian agar tidak puas dengan kinerja yang sudah dicapai sebagai upaya untuk terus meningkatkan produksi yang lebih tinggi," tutur Sugiono.

Selanjutnya, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati MSi pada pelatihan ini menyampaikan informasi kebijakan Kementerian Pertanian.

Yulia mengatakan, optimalisasi Alsintan diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan dan efektivitas tenaga kerja, sehingga target LTT Kaltim dapat mencapai 20.000 hektare.

Yulia juga mengingatkan penyuluh untuk berpikir dan bekerja bukan hanya sebagai pendamping petani, tetapi penyuluh harus mampu menjadi pemimpin masyarakat. "Karena keberhasilan pertanian harus didukung oleh semua unsur lembaga pemerintah dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat," imbuhnya.

Ini, lanjutnya, sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045.[mia]


Lebih baru Lebih lama