BATULICIN, MK - Keberadaan PT Batulicin Algae Persada (BAP) di Kabupaten Tanah Bumbu tampaknya memberi angin segar bagi masa depan pelaku usaha budidaya rumput laut. Itu karena, perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan rumput laut.
Alhasil, petani budaya rumput laut di Bumi Bersujud pun tak perlu khawatir kemana akan memasarkan hasil rumput laut yang bakal mereka panen. Apalagi PT BAP bersedia membeli hasil panen dari budidaya rumput laut nelayan.
Anita, Manajer Produksi PT BAP, Sabtu (11/8/2018) mengungkapkan, kapasitas pabrik maksimal 300 ton per bulan. PT BAP saat ini juga menerima bahan baku dari luar daerah yaitu dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi.
"Sementara ini untuk wilayah Tanah Bumbu baru berasal dari Muara Pagatan. Itu pun baru sekitar 1 ton per bulan," jelas Anita.
Rendahnya produksi rumput laut di Tanah Bumbu, saat ini disebabkan hasil panen nelayan juga dipergunakan sebagai bahan baku pengembangan bibit rumput laut.
Menurut Anita, untuk rumput laut yang diterima oleh PT BAP kadar airnya harus 38 persen, dengan ciri seperti muncul kristal garam dan tidak terasa basah di tangan.
Keberadaan PT BAP dan kebutuhan rumput laut setiap bulannya tentunya harus disikapi dengan baik.
Belum lama tadi, Pemkab Tanbu melalui Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro menggelar pelatihan budidaya rumput laut bagi nelayan Desa Angsana.
Pelatihan dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pelatihan teori dan sesi pelatihan praktik budidaya rumput laut.
Sesi pelatihan kali ini dilaksanakan selama dua hari, yakni 7 hingga 8 Agustus 2018. Sedangkan sesi teori sebelumnya dilaksanakan pada 1 Agustus 2018. Untuk sesi praktik dipandu Abdul Gafur Ariyasi dari Dinas Perikanan, dan Ryan Erwan Noor dari Penyuluh Perikanan.
Kasi Pembinaan Transmigrasi, Winarti mengatakan, metode penanaman rumput laut yang digunakan adalah metode long line, yaitu pemasangan tali sebagai media tanam secara memanjang.
“Metode ini memberikan kemudahan pengangkatan rumput laut pada saat proses panen,” ujarnya.
Pada hari pertama, para nelayan diajarkan bagaimana cara pemasangan tali frame utama, pembuatan karung pemberat berisi pasir hingga cara penempatan pelampung utama di laut.
Selanjutnya di hari kedua, nelayan langsung melakukan pemasangan bibit ke tali dan penanaman ke laut. Lokasi yang dipilih adalah di Karang Kima Pantai Angsana dengan menggunakan enam kapal nelayan.
“Pada pelatihan kali ini Pemkab Tanbu melalui DPA Disnakertranskop dan UKM memberikan bantuan kepada para nelayan berupa alat dan bahan seperti bibit rumput laut sebanyak 650 kg, tali, karung pemberat, dan pelampung bola,” sebut Winarti.
Rumput laut ini bisa dipanen setelah 45 hari tanam, sedangkan untuk digunakan bibit sekitar 25 hari.
Sementara itu, Kepala Disnakertranskop dan UKM Tanah Bumbu, Suhartoyo berpesan kepada para peserta untuk dapat konsisten melanjutkan budidaya rumput laut. Ini supaya dapat meningkatkan taraf ekonomi bagi para warga trans nelayan di desa Angsana.[joni]