BATULICIN, MK – Kantor Kementerian Agama (Kamenag) Kabupaten Tanah Bumbu menggelar dialog kerukunan pelajar lintas iman di Aula Kantor Kemenag Tanah Bumbu, Rabu (5/9/2018) siang.
Ini dilakukan sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta persatuan dan toleransi beragama di hati para generasi penerus bangsa di Bumi Bersujud. Dialog yang diikuti 50 pelajar se-Tanah Bumbu ini dibuka Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tanbu, Darmiadi SPd M.AP.
Sekretaris FKUB Tanah Bumbu, yang sekaligus Penatia Pelaksana, H Zaki Yamani S.Sos dalam laporannya mengatakan, tujuan kegiatan dialog ini untuk meningkatkan harmonisasi hubungan kerukunan antar umat beragama di Tanah Bumbu, terutama bagi para pelajar yang ada di Bumi Bersujud.
“Diharapkan akan menambah harmonisasi kerukunan beragama bagi generasi penerus kita,” ujarnya.
Zaki mengungkapkan, kegiatan kali ini diikuti 50 peserta yang terdiri dari pelajar SMA sederajat dari sepuluh sekolah di Kecamatan Batulicin, Kusan Hilir, Karang Bintang, Simpang Empat dan Sungai Loban.
“Para pelajar yang menjadi peserta dialog adalah perwakilan dari semua agama yang ada di Tanah Bumbu, baik itu agama Islam, Kristen Protestan dan Katolik serta Hindu,” paparnya.
Sementara itu, Plt Bupati Tanah Bumbu, Sudian Noor dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Kantor Kesbangpol Tanah Bumbu, Darmiadi mengatakan, dialog kerukunan pelajar lintas iman merupakan kegiatan yang sangat positif dalam membangun harmonisasi dan semangat kebersamaan bagi generasi muda di Kabupaten Tanah Bumbu.
Disamping itu, kegiatan tersebut juga sebagai salah satu upaya mensosialisasikan arti pentingnya hidup rukun dan persatuan di masyarakat.
“Saya berharap kegiatan ini nantinya membawa dampak yang positif bagi generasi milenial kita, sehingga mereka menyadari arti pentingnya kedamaian dan persatuan, terlebih di tahun depan, kita akan menyelenggarakan Pemilu dan Pilpres,” katanya.
Dikatakannya, fakta yang berkembang saat ini di masyarakat, adanya persoalan-persoalan sosial yang berpengaruh terhadap pergeseran nilai dan norma, sehingga cenderung membangkitkan ketidakharmonisan antar suku, ras atau agama yang berdampak pada rusaknya persatuan bangsa.
“Maka dengan demikian salah satu cara yang harus kita lakukan adalah dengan membentengi generasi penerus bangsa dengan pemahaman yang baik dan benar terhadap arti kebersamaan dan persatuan,” imbuhnya.
Dalam dialog tersebut, panitia juga menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala Kantor Kemenag, Kepala Kesbangpol, MUI, DGKI Khatolik dan Protestan, serta dari Parisade Hindu Dharma Tanah Bumbu.[joni]