Tuntaskan Buta Aksara dengan Sadis Tu Kapok Jar

Tuntaskan Buta Aksara dengan Sadis Tu Kapok Jar

BATULICIN, MK – Berbagai cara dilakukan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu untuk menuntaskan buta aksara. Satu di antara inovasi yang baru dilaunching Pemkab Bumi Bersujud adalah Sadis Tu Kapok Jar, kepanjangan dari Satu Desa Satu Kelompok Belajar.

Inovasi ini diperkenalkan Bupati Tanah Bumbu, H Sudian Noor di momen pembukaan peringatan Hari Aksara Internasional 2018 di Panggung Utama Pagatan, Tanbu, Kamis (6/12/2018)

Sadis Tu Kapok Jar sendiri merupakan program inovasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tanbu bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa. Ini adalah program pendidikan masyarakat berupa pendidikan kesetaraan, yakni Paket A, B, dan C.

Inovasi ini rencananya bakal diterapkan di seluruh Desa di Tanbu, di mana satu desa ditarget membuka satu kelompok belajar Paket A, Paket B, dan Paket C.

Melalui Inovasi Sadis Tu Kapok Jar diharapkan IPM Tanbu juga meningkat, mengingat salah satu indikator IPM adalah rata-rata lama sekolah.

Bupati Sudian mengatakan, pengalaman kesuksesan membebaskan warga dari buta aksara dapat dibagi dalam forum kali ini. Dengan demikian, terjadi saling membantu, saling melengkapi dan saling menguatkan masing-masing pihak menjadi melek huruf di Kalimantan Selatan.

Sudian juga mengajak semua yang hadir untuk meningkatkan pelayanan dengan berbagai inovasi, termasuk penyelenggaraan pendidikan non-formal. Ini tak lain untuk terwujudnya pembangunan manusia yang berkualitas di Banua.

Sudian mengungkapkan, selain Sadis Tu Kapok Jar, beberapa waktu lalu Pemkab Tanbu juga sudah melaunching Satu Desa Satu Rumah Tahfiz. Melalui program religi ini, warga Tanbu sangat diharapkan bisa baca tulis sekaligus menghafal Alquran.

"Jadi tujuannya sama, yaitu membebaskan masyarakat kita dari buta aksara,” jelasnya.

Pemprov Kalsel bersama Pemkab/Pemkot sendiri kini terus berupaya dan berkomitmen melakukan penuntasan penduduk buta aksara. Di antaranya dengan penyediaan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan lanjutan.

Sebagai pendukung, pemerintah juga menyediakan layanan program taman bacaan masyarakat, kampung literasi dan desa vokasi. Ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator budaya baca dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang memanfaatkan sumber daya dan kearifan budaya lokal.[joni]


Lebih baru Lebih lama