Jelang Panen Raya Jagung, BBPP Binuang Lakukan Monitoring

Jelang Panen Raya Jagung, BBPP Binuang Lakukan Monitoring

foto: Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si saat melakukan identifikasi kesiapan calon lokasi panen raya jagung di Tanah Laut.

PELAIHARI, MK - Jagung merupakan komoditas strategis. Bahkan dalam sebulan terakhir ini, petani jagung memulai panen besar-besaran di mana-mana. Kendati pun masing-masing daerah tidak sama puncak panennya.
Namun demikian, semangat panen dari para petani tampak begitu menggelora dimana-mana. Salah satunya, adalah petani di Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut.
Bahkan rencananya Bumi Tuntung Pandang ini sekitar akhir Februari 2019 ini akan melaksanakan panen raya jagung bersama Mentari Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang sebagai penanggungjawab di Tanah Laut akan terus melakukan monitoring dalam pengawalan panen.
Beberapa Kecamatan di Kabupaten Tanah Laut, seperti Batu Ampar, Pelaihari dan Tambang Ulang, adalah salah satu dari sentra jagung dengan hamparan yang sangat luas. Batu Ampar sebagai daerah paling luas penghasil jagung.

Menurut Ketua Kelompok Tani (Poktan) Rukun Karya, Thomas, biasanya saat panen, produktivitas kering panen dengan Kadar Air (KA) 30 sampai 32 persen mencapai 9 sampai 10 ton per hektare, dan kering open dengan KA 17 persen mencapai 7,5 sampai 8 ton per hektare, dengan rata-rata harga mencapai Rp3.500 per kilogram.
"Petani juga tidak mengalami kesusahan saat penjualan, karena daerah-daerah lain sudah bersedia mengambil dan membelinya langsung ke petani," jelas Thomas.
Sementara itu, PPL Desa Tajau Pecah, Kaim meyakini jika besar kemungkinan petani saat panen raya akan banyak mendapatkan keuntungan.
"Saat panen raya diperkirakan akan ada panen seluas 2.441 hektare dan produksi 14.646 ton PK; dan Maret 2019 sekitar 8.507 dengan produksi 55.295 ton PK," pungkas Kaim.[bayu/mia]
Lebih baru Lebih lama