Tingkatkan Kemampuan, 30 Penyuluh Batola Ikuti Pelatihan Tematik Manajemen Kelembagaan Tani

Tingkatkan Kemampuan, 30 Penyuluh Batola Ikuti Pelatihan Tematik Manajemen Kelembagaan Tani

BINUANG, MK - Usaha menguatkan dan meningkatkan kemampuan para penyuluh terus dilakukan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang. Sedikitnya 30 penyuluh dari Kabupaten Barito Kuala mengikuti pelatihan tematik Manajemen Kelembagaan Tani yang diselenggarakan di BBPP Binuang, 21 hingga 23 Februari 2019.
Salah satu sektor yang diharapkan dapat mewujudkan program nasional nawacita adalah sektor pertanian. Program ini memprioritaskan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. 
Dalam pembangunan sektor pertanian, kelembagaan petani mempunyai peran penting. Sayang, kenyataan menunjukkan jika kelembagaan petani di Indonesia masih lemah dan adanya hambatan dalam menumbuhkan kelembagaan pada masyarakat petani.
Kelembagaan petani seharusnya mampu membantu petani keluar dari persoalan kesenjangan ekonomi, namun masih belum berfungsi secara optimal.Selain Keberadaan kelembagaan petani bagi petani sudah menjadi keniscayaan untuk memperbaiki taraf hidup, harkat dan martabatnya.
Inilah salah satu tugas yang diemban oleh penyuluh untuk memotivasi dan juga meningkatan kapasitas kelembagaan petani yang sejalan dengan kegiatan penyuluhan pertanian.

Menurut Kepala BBPP Binuang, Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si yang dihuhungi melalui telepon seluler mengatakan, pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya.
"Pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah usaha tani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya," jelasnya.
Lebih lanjut Yulia mengatakan, manajemen kelompok meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, pemantauan dan evaluasi kegiatan kelompok agar mampu memanfaatkan potensi sumber daya sendiri untuk menyejahterakan anggotanya.
"Melalui Pelatihan Tematik Manajemen Kelembagaan Tani, diharapkan para penyuluh mampu memberi pencerahan agar kemampuan petani sebagai kader pelaksana dalam mengelola kelompok tani di berbagai bidang kegiatan dan usaha agar mampu meningkatkan kapasitas pribadi maupun kelembagaan," terangnya.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Yulia menyampaikan bahwa pengembangan kelompok tani diharapkan akan terwujudnya kelompok tani yang dinamis, di mana para petani mempunyai disiplin, tanggung jawab dan terampil dalam kerjasama mengelola kegiatan usaha taninya, serta dalam upaya meningkatkan skala usaha dan peningkatan usaha kebarah yang lebih besar dan bersifat komersial dengan membentuk gabungan kelompok tani (gapoktan) yang merupakan wadah kerjasama antar kelompok tani.[bayu/mia]
Lebih baru Lebih lama