PELAIHARI, MK - Sesi praktik kompetensi diikuti 23 peserta pelatihan dasar fungsional penyuluh pertanian terampil di Balai Pelatihan Pertanian Batu Ampar, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Selasa (26/3/2019). Peserta wajib mengikuti sesi pengujung pelatihan ini, karena menjadi penilaian kelulusan.
Sebelumnya 23 peserta yang merupakan kerjasama dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara ini telah dibekali materi penyuluhan selama dua minggu di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang.
Kedatangan peserta dan rombongan dari BBPP Binuang, diterima oleh Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Batu Ampar.
Peserta langsung dibagi menjadi tiga kelompok di tiga desa/kelurahan, yaitu Desa Bluru (Kelompok I), Desa Batu Ampar (Kelompok II), dan Desa Tajau Mulya (Kelompok III).
Praktik kompetensi sendiri digelar selama lima hari, 26 hingga 30 Maret 2019. Selama praktik kompetensi, peserta dibimbing Widyaiswara BBPP Binuang, Marhaenis BS, Mahyuni dan Toni Nugraha dengan dipandu PPL dari BPP Batu Ampar.
Di antara materi praktik kompetensi, yakni tentang; Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dan Agroekosistem, menyusun programa penyuluhan, menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP), menyiapkan materi, media, dan metode penyuluhan, evaluasi pelaksanaan dan evaluasi dampak penyuluhan pertanian serta pelaporan.
“Saya percaya rekan-rekan peserta adalah penyuluh yang sudah biasa melakukan penyuluhan kepada petani," terang Marhaenis, sesaat setelah rombongan peserta tiba di lokasi praktik.
Namun, lanjut Marhaenis, ada hal-hal baru terkait pedoman dalam penyuluhan yang harus dilakukan pembaharuan agar kualitas penyuluhan menjadi lebih baik, sehingga petani lebih meningkat kompetensinya, pendapatannya dan kesejahteraannya.
Sementara itu, Toni Nugraha, Pendamping/Widyaiswara BBPP Binuang berpesan untuk materi Identifikasi Potensi Wilayah, peserta praktik membuat peta transek di sawah. Ini agar penyuluh mampu memetakan kondisi sumber daya alam, SDM, maupun potensi lainnya sebagai bahan melakukan penyuluhan dan mencari solusi permasalahan petani. Selanjutnya sebagai bahan membuat program penyuluhan dan RKTP.
Sementara itu, Toni Nugraha, Pendamping/Widyaiswara BBPP Binuang berpesan untuk materi Identifikasi Potensi Wilayah, peserta praktik membuat peta transek di sawah. Ini agar penyuluh mampu memetakan kondisi sumber daya alam, SDM, maupun potensi lainnya sebagai bahan melakukan penyuluhan dan mencari solusi permasalahan petani. Selanjutnya sebagai bahan membuat program penyuluhan dan RKTP.
“Untuk media penyuluhan, peserta harus mampu mempraktikan membuat peta singkap, folder dan dipraktikkan saat proses penyuluhan," tutupnya.[bayu/mia]