BATULICIN, MK - Pungutan liar alias pungli mulai meresahkan pengunjung di pelabuhan Samudera Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu. Itu terjadi lantaran ulah juru parkir yang memungut biaya melebihi ketentuan, bahkan disebut tak memiliki izin.
Video kasus pungli juru parkir ini bahkan beredar di media sosial melalui akun facebook bernama Alfiannor Chemple. Di akun ini, Ia mengeluhkan adanya juru parkir di area pelabuhan Samudera. Saat diberi Rp2.000, si juru parkir tidak mau menerima dan malah ngotot minta Rp5.000.
"Saat diminta karcis tanda bukti parkir tidak ada. Apakah ini termasuk pungli?," demikian Ia bertanya.
Terkait fakta ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Tanbu segera melakukan koordinasi dengan PT Pelindo lll Batucilin adanya Pungutan parkir yang tidak memiliki izin (16/6/2019).
Kepala Dishub Tanbu, M Putu Wisnu Wardhana SE M.Si saat dikonfirmasi mengatakan, wilayah lokasi kasus diduga pungli tersebut merupakan kawasan Pelabuhan PT. Pelindo lll Cabang Batulicin.
"Jadi kami akan berkoordinasi ke Pelindo," imbuhnya.
Menurut Wisnu, sebelum pergantian jabatan General Manager (GM), disebutkan pernah dikoordinasikan untuk penertiban pungutan liar oknum juru parkir di wilayah tersebut.
Pihak Pelindo dan para petugas parkir, lanjutnya, setuju untuk berizin sesuai tarif Perda parkir. Ini tak lain untuk tujuan bisa menyumbang PAD bagi Tanbu. Sekarang sudah berganti GM definitif yang baru.
"Kabarnya posisi beliau (GM Pelindo, red) sedang di luar kota. Setibanya, kami akan mengupdate proses rencana terdahulu dengan beliau untuk ketertiban seluruh parkir di Tanbu," jelasnya.
Sementara itu, GM Pelindo lll Batulicin, Hermani Gunawan saat dikonfirmasi via chat WhatsApp menegaskan apa yang dilakukan oknum juru parkir dalam kasus ini tidak ada sangkut pautnya.
" Itu parkir liar," tandasnya.
Ia juga segera menindaklanjuti kasus ini dengan Dishub.
"Saya berharap dengan dukungan dan kerjasama instansi terkait, tidak ada lagi parkir liar di Pelindo," pungkas Hermani.[joni]
