Pertanian Terpadu Diyakini Efektif Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Pertanian Terpadu Diyakini Efektif Tingkatkan Kesejahteraan Petani

PELAIHARI, MK - Pertanian terpadu sejatinya menjadi sistem yang bisa dikembangkan petani. Sistem ini juga menjadi terobosan untuk memanfaatkan limbah pertanian menjadi produk bernilai ekonomis.
Marhaenis Budi Santoso, saat mewakili BBPP Binuang dalam pembukaan pelatihan tematik pengelolaan pertanian terpadu di Tanah Laut, Senin (17/6/2019) mengatakan, komoditas yang dikembangkan sendiri-sendiri, dan limbah dari komoditas sering tidak termanfaatkan.
Padahal, lanjutnya, jika limbah dimanfaatkan kembali sebagai input usaha tani yang lain, ataupun sebagai bahan yang dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya, maka akan memberikan nilai tambah bagi keseluruhan usaha. 
"Inilah prinsip zero waste dalam pertanian terpadu," jelas Marhaenis.
Usaha tani kini dilaksanakan dengan berbagai macam komoditi. Untuk mencapai hasil yang terbaik, tentu perlu diupayakan hubungan yang saling menunjang antara komoditi yang satu dengan yang lain.
Menurutnya, untuk membuat kombinasi terbaik, perlu dilakukan perencanaan yang terbaik pula, yakni bagaimana keluarga tani dapat memutuskan untuk mengusahakan serta membuat rencana pelaksanaannya. Selanjutnya menerapkan apa yang sudah direncanakan di lahan usaha taninya masing-masing.
”Kita akan belajar bagaimana merencanakan usaha tani terpadu untuk mendapatkan model yang terbaik bagi masing-masing petani, dan menerapkan kegiatan parsial dari kegiatan usaha tani terpadu. Sebut saja seperti pemanfaatan limbah," paparnya.
Dengan demikian, 4F kebutuhan petani terpenuhi. 4F itu, Foot yaitu kebutuhan pangan bagi anggota rumah tangga petani. Kemudian Feed, yaitu pakan untuk ternak yang diusahakan. Selanjutnya Fertilizer, yaitu pupuk untuk tanamannnya. Terakhir Fuel, yaitu energi bahan bakar untuk usaha tani atau rumah tangga melalui pengembangan biogas.
"Itulah yang akan dipelajari dalam proses pembelajaran selama tiga hari ke depan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kadistanpanghorbun Kab Tanah Laut, Akhmad Mustahdi dalam sambutannya memaparkan, permasalahan pertanian sekarang ini adalah sebagian pertanian dikelola orang-orang tua. Sedangkan yang muda-muda lebih suka mencari pekerjaan di luar.
Padahal usaha pertanian itu, menurutnya merupakan sektor yang lebih bisa bertahan jika dibandingkan dengan sektor yang lain, karena sifatnya dapat diperbaharui (renewable-red) dan terbukti bisa menyejahterakan.
”Pertanian itu tidak akan pernah habis-habisnya karena sumber dayanya bisa diperbaharui. Tidak seperti, misalnya pertambangan, dan (pertanian, red) sudah terbukti memberi kesejahtera.  Karena itu, saya mendorong yang mudah, umur tak lebih dari 40 tahun,  untuk mengikuti pelatihan ini," terangnya.

Pada pelatihan yang digelar dari 17 hingga 19 Juni 2019 ini, Mustahdi meminta peserta untuk mengikuti pelatihan dengan baik dan mengaplikasikan dalam usaha taninya.

”Ikuti pelatihan dengan baik, timba ilmu sebanyak-banyaknya, kembangkan pertanian terpadu di wilayahnya seperti yang disampaikan dari BBPP Binuang. Karena pola itu memang lebih efisien dan yang terpenting hilangkan kemalasan," tuturnya.
Pelatihan ini sendiri diikuti 30 orang petani. Untuk mendukung proses pembelajaran, lokasi dipilih di P4S Tuntung Pandang yang memiliki fasilitas untuk pembelajaran dan praktek lapangan sekaligus fasilitator yang mumpuni dalam bidangnya.[mbs/bayu]
Lebih baru Lebih lama