BERAU, MK – Pelatihan Tematik Pengelolaan dan Operator Alat Mesin Pertanian (Alsintan) digelar Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, tepatnya masih dalam rangkaian Pekan Daerah (Peda) X Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA).
Kegiatan edukasi pertanian yang berlangsung selama tiga hari, 21 hingga 23 Juli 2019 digelar di Padepokan Bendungan Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
Tercatat sebanyak 30 peserta dari Kabupaten Berau mengikuti pelatihan tematik ini. Mereka sendiri merupakan petani Anggota Kelompok Tani (Gapoktan), serta anggota/pengelola UPJA.
Dalam pelatihan ini dipaparkan tentang peran dan fungsi Alsintan alias alat mesin pertanian. Alsintan sendiri dalah sebutan untuk semua alat dan mesin yang digunakan dalam usaha bidang pertanian.
Alsintan sangat mutlak dibutuhkan dalam pembangunan pertanian. Peningkatan teknologi tepat guna melalui Alsintan ini sangat dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi pertanian.
Peran Alsintan dalam pengembangan pertanian bukan sebatas proses budidaya dan pascapanen, tapi juga bagi upaya pengembangan proses hasil panen menjadi aneka produk pangan tambahan. Adanya Alsintan ini menjadi pemicu transformasi teknologi kepada petani menuju pertanian yang lebih modern, efektif, dan ramah lingkungan.
Teknologi mekanisasi tersebut mencakup dari hulu sampai hilir sehingga tidak hanya meningkatkan produksi, akan tetapi kesejahteraan petani.
Menurut Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, Minggu (21/07/2019), untuk mendukung swasembada berkelanjutan padi, jagung serta kedelai, Kementerian Pertanian telah menetapkan UPJA.
"Upaya khusus perlu dilakukan yaitu melalui kegiatan pendistribusian alat-alat mesin pertanian kepada kelompok tani maupun Unit Pelayanan Jasa Pertanian atau UPJA,” jelasnya.
Ini, lanjut Yulia, tak lain dalam rangka mendukung peningkatan produksi maupun produktivitas, khususnya komoditas pertanian perlu adanya sertifikasi profesi bagi petani agar disertifikasi secara profesional dengan mengikuti pelatihan vokasi dan sertifikasi Alsintan.
“Ini juga dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan Alsintan yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan daerah,” terangnya.
Yulia menambahkan, dengan dukungan penyediaan Alsintan ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan substantif, yaitu semakin berkurangnya dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian, serta lemahnya permodalan petani untuk mengakses kepemilikan Alsintan.
Selain itu, petani atau kelompok tani tentu diharapkan harus bisa merawat Alsintan yang sudah dimiliki. Mesin yang ada harus dirawat agar selalu dalam kondisi prima dan tidak cepat rusak.
"Jika Alsintan sudah memperlihatkan rusak ringan, tapi tidak dilakukan perbaikan, maka rusak ringan ini akan menjadi rusak berat," tandasnya.
Selain itu, Alsintan yang ada juga harus digunakan seoptimal mungkin, jangan sampai alsintan tidur dan tidak terpakai dan akhirnya rusak.[bayu/mia]