TANJUNG SELOR - Pembukaan Pekan Daerah Kontak Tani Nelayan Andalan (Peda KTNA) II Kalimantan Utara yang dilangsungkan di Lapangan Agatis, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Senin (9/9/2019), berjalan sukses.
Peserta dari lima Kabupaten/Kota yang terdiri atas petani, nelayan, penyuluh, dan jajaran instansi pemerintahan yang totalnya mencapai 650 orang, terlihat antusias dan bersuka cita.
Pembukaan Peda KTNA II ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie yang didampingi Wakil Gubernur Udin Hianggio, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Bustanul Arifin, Sekprov Suriansyah, Asisten II Setprov Syaiful Herman, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalimantan Utara Andi Santiaji Pananrangi, serta sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov.
Di momen ini, Gubernur Irianto mengajak petani dan nelayan ikut membangun kesadaran bersama dalam mewujudkan Kalimantan Timur yang berdaya saing.
Menurut Irianto, walau sebagai negara agraris, Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri secara utuh. Beberapa produk pangan masih harus diimpor.
Untuk itu, Ia mengajak petani nelayan dan lapisan masyarakat memanfaatkan potensi-potensi pangan di daerah tanpa terpaku satu produk pangan.
"Kita masih tergantung impor pangan yang setiap tahun meningkat seiring pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi. Seiring pertumbuhan penduduk itu, tentu kita harus melakukan diversifikasi pangan. Kita manfaatkan potensi dan teknologi yang ada," pinta Irianto.
Irianto juga menggarisbawahi perihal daya saing petani nelayan Kaltara yang masih jauh di bawah petani Tiongkok, Korea, dan Jepang.
"Kita masih tertinggal. Maka itu kita penting untuk belajar, mencari informasi positif. Manfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan karakter pribadi," tuturnya.
Disiplin, ketekukan, dan inovasi, lanjut mantan Sekprov Kalimantan Timur ini, adalah kunci agar petani Indonesia bisa maju.
"Contoh Jepang, lahannya sangat terbatas tetapi bisa mengembangkan teknik pertanian yang unik dan maju. Saya melihat bagaimana mereka disiplin, dan mengelola waktu," jelasnya.
Melalui Peda KTNA II, petani nelayan Kalimantan Utara diharapkan mampu memberi semangat dan kesadaran, cara berpikir, dan bertindak yang baru.
"Jadi Peda tidak hanya rutinitas saja. Tiap tahun keluar dana. Kita harus disiplin dan solid. Petani di luar sudah berorientasi ekspor. Semantara kita, masih banyak untuk konsumsi sendiri," terangnya.
"Jangan malu untuk belajar. Jangan malu bertanya. Manfaatkan Peda ini dengan sebaik-baikya dan produktif," imbuhnya.
Pemprov Kaltara, sebut Irianto juga berkomitmen akan berupaya keras terus membantu pengembangan sektor pertanian dan perikanan di Kalimantan Utara untuk mencapai swasembada pangan.
"Kita telah memberikan dorongan kepada petani dalam bentuk bantuan bibit dan peralatan pertanian serta kebijakan-kebijakan yang membangkitkan sektor pertanian. Pemerintah (pusat) juga ikut menopang kita," pungkasnya.[bayu/mia]