BATULICIN, MK - Sisa sesajen beraroma kemenyan tampak di sekitar pohon atau disebut warga sekitar tunggul ulin berkain kuning di kawasan Gunung Tinggi, Desa Sepunggur, RT 5, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu. Diduga kuat tunggul ulin bekas berlantai keramik ini dijadikan media persembahan.
Salah seorang warga Desa Gunung Tinggi, Jahrah, Kamis (10/10/2019) mengungkapkan, tunggul pohon ulin yang dililit kain kuning itu oleh masyarakat sekitar disebut kayu hamil.
"Terkadang ada orang yang datang, kadang sekitar 2 atau 3 bulan sekali mengadakan selamatan," tuturnya.
Sementara itu, Kakek Kalung Rahmadi mengatakan, asal muasal adanya tunggul ulin itu berawal adanya makam yang berpindah-pindah tempat.
"Jadi dulu ada makam yang berpindah-pindah tempat, makam itu ditemukan hanya malam Jumat.
Namun makam itu hilang, tapi kayu ulin itu yang timbul. Ini cerita dulu sekitar 59 tahun sudah," terangnya.
Namun makam itu hilang, tapi kayu ulin itu yang timbul. Ini cerita dulu sekitar 59 tahun sudah," terangnya.
Menurutnya, pernah ada orang berhajat akan menaruh kain kuning bila Ia diberi rezeki. Tak berapa orang itu benar-benar meletakkan kain kuning, kabarnya Ia sudah memiliki rumah dan motor.
"Mungkin hajatnya kabul, makanya dikasihnya kain kuning," imbuhnya.
Terkait kasus ini, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tanbu, Darmiadi mengatakan, pihaknya sudah meminta pernyataan dari Mejelis Ulama Indonesia (MUI) Tanbu.
"Intinya sudah banyak kita mintai dukungannya, juga pemilik lahan untuk memberikan pernyataan tertulis agar tidak ada tuntutan di kemudian hari bila nanti dilakukan pembongkaran (tunggul ulin, red)," jelasnya.
Secara lisan, lanjutnya sudah dilakukan koordinasi dengan pemilik tanah dan diizinkan untuk dibongkar. "Namun kita tetap menunggu secara tertulisnya agar di kemudian hari tidak ada tuntutan lainnya," pungkasnya.[joni]