SINGKAWANG, MK - Sebanyak 30 petani peserta Pelatihan Tematik Pengelolaan Tanaman Terpadu dari 5 Kecamatan Kota Singkawang melaksanakan praktik lapang di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) JAS B Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Praktik lapang ini dilakukan sebagai implementasi dari pelatihan yang telah diikuti petani sebelumnya selama tiga hari, dari 5 hingga 7 Oktober 2019 yang digelar Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang.
Pendalaman materi berupa praktik lapang lebih dititikberatkan pada pembuatan pupuk kompos dan pembuatan pakan sapi fermentasi serta pembuatan pestisida nabati daun Insulin dan Nimba, Minggu (6/10/2019).
Naweri, Ketua P4S JAS B sekaligus pelatih mengungkapkkan, salah satu bahan limbah pertanian yang bisa dipilih dalam pakan fermentasi ialah tangkai jagung kering. Memang jika dibandingkan dengan jagung, tangkai jagung ini secara praktis hanya bagian dari sisa panen jagung.
"Membuat pakan murah dari limbah semacam ini adalah sebuah pilihan cerdas. Tentu saja tangkai jagung bukan hanya satu-satunya yang bisa difermentasi," tutur Naweri.
Materi praktik lainnya disampaikan Nelli Maedawati SST, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Singkawang Selatan. Pada kesempatan ini Ia menjelaskan, penggunaan pestisida nabati sebenarnya sangat dianjurkan jika kita mulai bergerak untuk membudidayakan tanaman yang sehat dan bebas dari residu.
"Selain dari itu, dengan menggunakan pestisida nabati atau pesnab ini, kita bisa lebih hemat karena bahan-bahan yang digunakan cukup mudah dan murah untuk didapatkan," terang Neli.
Sementara itu, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati MSi mengaku sangat senang dengan kegiatan praktik yang laksanakan ini. Yulia berharap ilmu yang didapat bisa diimplementasikan dengan baik agar ke depan pertanian semakin maju dan petani semakin sejahtera.
"Hasil dari pelatihan ini saya harap agar petani mau dan mampu mengaplikasikan informasi dan inovasi yang didapat disini, jalin kerjasama dan bangun hubungan kemitraan, korporasi dengan kelompok tani lain agar dapat lebih mandiri lagi," pinta Yulia.
Widyaiswara BBPP Binuang, Ir Marhaenis BS, M.Si turut mengisi materi pelatihan ini, tepatnya tentang Kerjasama Kelompok Usaha Tani Terpadu.
Ia menekanjan bahwa keberhasilan suatu usaha tani dimulai dari awal, yaitu penentuan tujuan dan harapan yang diinginkan karena segala kegiatan harus mengarah pada tujuan-tujuan tersebut.
"Dengan adanya tujuan, maka usaha tani tersebut dalam pengambilan keputusan segala kegiatan usaha tani dapat diarahkan," pungkas Marhaen.[bayu/mia]