BINUANG, MK - Teknologi informasi adalah suatu keniscayaan yang harus digunakan di era sekarang. Tidak ada lagi perkataan atau ungkapan gagap teknologi bila mampu mengikuti perkembangan zaman.
Pun demikian di bidang pertanian. Petani tak lagi hanya tahu cangkul dan lainnya, tetapi akses informasi menjadi kebutuhan mempercepat dalam mendongkrak kapabilitas dan kompetensi petani menghadapi era persaingan saat sekarang.
Begitu pula dengan penyuluh pertanian, baik yang PNS maupun THL. Teknologi informasi adalah salah satu alat untuk proses penyuluhan pertanian. Untuk itu, berbagai program tahun ini diluncurkan Kementerian Pertanian, tepatnya sejak ditetapkannya program Strategis Pembangunan Pertanian (Konstratani) oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Tentang Komando ini, di mana pada 100 hari pertama kerja ditetapkan akan terbentuk 500 Konstratani yang akan menjadi contoh di masa yang akan datang. Tentu mimpi indah ini tak bisa instan, karena perlu tahapan pemberdayaan dalam mewujudkannya.
Melalui pelatihan teknologi informasi pertanian 2019, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang turut berperan aktif agar jalan ke arah tersebut segera tercapai.
Berbagai program dari software yang telah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian seperti Simluhtan, Katam, Cybex dan lain-lain menjadi salah satu pendorong percepatan dalam pengambilan keputusan untuk menangani berbagai masalah yang terjadi di lapangan.
Hanya saja, pemanfaatannya oleh penyuluh ataupun petani masih belum optimal. Begitu pula dengan pemanfaatan teknologi terapan lain yang telah dipadukan dengan drone misalnya, telah pula mampu mengefisienkan teknik bertanam, memupuk atau pengairan serta pemetaan lahan yang mungkin di masa lalu masih berbiaya tinggi.
Namun dengan berbagai rekontruksi teknologi dan rekayasa yang telah dilakukan, ternyata mampu menghemat anggaran, biaya dan waktu dalam berproduksi tanaman.
Kenyataan ini tentu sangat bermanfaat, mengingat mahalnya tenaga kerja pertanian, tingginya kebutuhan akan tanaman sehat dan banyak tersedia dalam jumlah, kualitas dan kontinyuitas yang memadai serta mudah dijangkau, menjadi pertimbangan tersendiri dalam berusaha tani.
Tentu implikasi lainnya adalah dampak dari perdagangan online yang tak membutuhkan toko sebagai tempat promosi dagangan, cukup foto di android sebagai pasar yang mampu menjangkau seluruh dunia. Biaya murah tapi cepat dan efisien, itulah pasar yang akan dan terus berkembang di masa yang akan datang.
Gambaran yang sedemikian rupa, menjadi salah satu pendorong, sehingga BBPP Binuang mendapat amanah untuk memoles sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan yang bertajuk Pelatihan Kostratani Berbasis Informasi Teknologi Pertanian.
Peserta berasal di 2 Provinsi, yakni Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dan dimulai dari 26 hingga 28 November 2019 di BBPP Binuang. SDM yang akan diberikan pelatihan berjumlah 60 orang, dan dibagi menjadi 2 angkatan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi calon peserta adalah membawa laptop dan smartphone berbasis android. Ini agar dalam proses pelatihan dapat berjalan optimal, serta tujuan utama terjadinya satu data pertanian untuk pengambilan keputusan dan kebijakan di masa depan dapat mulai dibangun sejak pelatihan tersebut.
Dalam amanatnya pada pembukaan pelatihan, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si mengatakan, untuk menyikapi kondisi yang demikian cepat dalam perubahan dan perkembangan teknologi, di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang menjadi pos pertemuan antara petani dan penyuluh pertanian setempat, membutuhkan polesan sedemikian rupa.
Ini, lanjutnya, agar peran, fungsi dan manfaat keberadaannya menjadi lambang akan keberdayaan para petani di sekitarnya. Mimpi indah pertanian dengan pemberdayaan penyuluh melalui petani binaan, menjadi kenyataan di BPP sebagai basis Konstratan.
"Dalam BPP yang akan menjadi contoh diharapkan mampu memungsikan dirinya menjadi pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, pusat gerakan pemberdayaan petani, pusat data dan informasi pertanian serta pusat membangun network /jejaring kerja pembangunan pertanian,” ungkap Yulia.
Menurut Yulia, apabila kesemuanya itu terbentuk akan terjadilah atau menjelmalah BPP sebagai centre of excellence pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.[bayu/mia]