BANJARMASIN, MK - PT Bestprofit Futures (BPF) membukukan total volume transaksi sebesar 830.395 lot atau naik 42,16% pada kuartal III tahun 2019 dibandingkan tahun lalu pada posisi yang sama.
Volume transaksi bilateral masih menjadi katalis utama sebesar 757.097 lot atau memberikan kontribusi sebesar 91,17% dari total volume transaksi dibandingkan multilateral sebesar 73.298 lot atau hanya menopang sebesar 8,82%.
Pengaruh perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok membuat animo investor meningkat terhadap produk investasi yang bersifat safe haven, dalam hal ini emas yang mengalami sentimen positif di pasar.
BPF menangkap sinyal peluang tersebut dengan lebih giat melakukan edukasi dan kunjungan kepada para calon nasabah. Sekaligus menawarkan mereka untuk memilih perdagangan berjangka sebagai alternatif investasi yang cukup bagus dengan potensi keuntungan yang menjanjikan sekarang dan ke depan.
“Seluruh pencapaian ini cukup memuaskan. Kami yakin sampai akhir tahun kinerja BPF akan melesat sesuai ekspektasi. Tentunya, semua berkat kerjasama dan dukungan dari para karyawan, nasabah dan stakeholder,” terang M Khusyen Azhari, Direktur Utama BPF.
Saat ini BPF menempati urutan kedua teratas dari lima perusahaan pialang berjangka terbesar nasional, berdasarkan data Bursa Berjangka Jakarta. Total pangsa pasar BPF mencapai 13,39%. Catatan prestasi ini tidak akan berhenti hingga menjadi nomor satu di industri Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia.
Selain kinerja transaksi, laporan Perseroan juga mencatat total nasabah baru hingga September 2019 mencapai 2.076, mengalami peningkatan sebesar 26,20% dibandingkan tahun sebelumnya pada posisi yang sama sebanyak 1.645 nasabah baru.
Melalui 10 kantor cabang, BPF terus melebarkan ekspansi layanan investasi berjangka di seluruh Indonesia yang kini tersebar di Jakarta (2 kantor), Malang, Bandung, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Jambi, Pontianak, dan Banjarmasin.
Untuk meningkatkan pelayanan, BPF disempurnakan oleh fasilitas layanan SITNA (Sistem Informasi Transaksi Nasabah) dari PT. Kliring Berjangka Indonesia dan PT. Bursa Berjangka Jakarta.
Melalui SITNA, setiap transaksi kontrak berjangka yang tercatat di bursa berjangka dapat dipantau oleh nasabah kapan pun dan di mana pun.
Peluang di akhir 2019, Khusyen mengungkapkan dari target di awal sebesar 20% untuk total volume transaksi dan jumlah nasabah baru diyakini akan tercapai seiring situasi ekonomi global yang mulai membaik, dan daya investasi yang kian menggeliat di dalam negeri.[puadi/adv]