Era Bisnis Startup, Ini Pesan Arief untuk Bank Kalsel di 2020

Era Bisnis Startup, Ini Pesan Arief untuk Bank Kalsel di 2020

BANJARMASIN, MK – Menggarap pasar kredit di sektor produktif yang tengah tren, sejatinya harus dimanfaatkan Bank Kalsel sebagai peluang. Salah satu yang bisa digarap itu, sebut saja sektor bisnis Startup.
Startup sendiri merupakan sebuah perusahaan yang baru saja dibangun atau dalam masa rintisan, namun tidak berlaku untuk semua bidang usaha. Istilah Startup ini lebih dikategorikan untuk perusahaan bidang teknologi dan informasi yang berkembang di dunia internet.
Jenis bisnisnya bisa beragam, sebut saja seperti pengembangan aplikasi, sistem pembayaran, jasa, perdagangan dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri karena perkembangan dunia internet sedang pesat, membuat bisnis Startup ini semakin banyak bermunculan. Jumlah Startup lokal saat ini bahkan mencapai ribuan, dan ini akan terus bertambah.
Pengamat Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Arief Budiman SE MMktg PhD mengatakan, di tahun 2020 Bank Kalsel harus lebih kreatif dalam penyaluran kredit di sektor produktif.
“Bisnis berbasis teknologi atau dikenal dengan Startup kini sedang naik daun. Lini kredit ini saya harapkan juga bisa mulai digarap oleh Bank Kalsel,” ungkapnya belum lama ini.
Saat ini, lanjutnya, bisnis Startup sudah sangat berkembang di Kalimantan Selatan. Bahkan kini sudah ada beberapa pengusaha lokal yang coba mengembangkan bisnisnya berbasis teknologi.
“Mereka inilah yang harus dirangkul dan dibesarkan melalui kredit dari Bank Kalsel. Hal ini agar eksosistem bisnis Startup di Kalsel dapat semakin berkembang,” jelasnya.
Berdasarkan data, di tahun 2019 lalu realisasi kredit produktif Bank Kalsel masih didominasi sektor kredit perdagangan, restoran dan hotel dengan persentase penyaluran mencapai Rp928.554.761.983.
Sedang untuk penyaluran kredit di sektor produktif di tahun 2019, tembus hingga di angka Rp8.102.759.945.018. Realisasi ini jauh lebih tinggi dibanding 2018 yang hanya mencapai Rp7.693.276.660.906.
“Walau didominasi sektor UMKM, saya lihat tipe UMKM yang dibiayai masih UMKM kelas dua. Harusnya sudah mulai ditingkatkan pasarnya dengan menyasar UMKM kelas satu agar dapat meningkatkan persentase penyaluran kreditnya,” paparnya.
Arief mengaku setuju dengan upaya Bank Kalsel yang ingin konsen menggarap kredit di sektor produktif. Ini dapat ikut berkontribusi besar dalam pengembangan ekonomi yang ada di Banua.
“Saya setuju dengan hal itu, namun harus benar-benar dipikirkan lebih jauh bagaimana strategi yang tepat agar sektor kredit produktif Bank Kalsel tumbuh sesuai harapan. Karena pemain di sektor ini sudah sangat banyak,” bebernya.[mia/adv]
Lebih baru Lebih lama