KOTABARU, MK - Memprihatinkan itulah gambaran kondisi SDN Sungai Limau yang ada di Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulau Laut Timur, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Kondisi ini tentu membuat proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal, dan tak menutup kemungkinan menghambat kemajuan siswa-siswinya dalam menggapai cita-cita.
Sekolah yang jaraknya terbilang jauh dari ibukota Kotabaru ini juga kekurangan lokal, mengingat SD pelat merah ini hanya memiliki 5 ruang belajar. Ini tidak termasuk untuk kebutuhan ruang kantor dan ruang perpustakaan.
Untuk mensiasati keterbatasan segala fasilitas dan sarana sekolah ini, penggunaan ruangan dilakukan secara bergantian.
Ironisnya, seiring berjalan waktu 3 ruang tidak bisa digunakan secara maksimal lantaran lantai teras bagian depan posisinya miring dan seperti menunggu waktu ambruknya saja.
Dari informasi yang dihimpun metrokalimantan.com, Jumat (10/1/2020), ada 3 ruang kelas yang pernah direnovasi pada 2017 lalu.
Hanya saja, 3 ruang tersebut kini kondisinya sudah memprihatinkan dan tak layak digunakan untuk proses belajar mengajar.
Para guru juga tak berani mengambil risiko untuk tetap menggunakan ruangan tersebut, meski terkadang satu di antara ruang kelas itu terpaksa digunakan saat mendesak.
Kondisi mulai memprihatikan terjadi pada awal tahun 2019. Kemungkinan besar kontur tanah di area itu sangat mempengaruhi bangunan, sehingga tidak mampu menahan beban.
Sejak 6 bulan terakhir, bangunan ini dinyatakan pihak sekolah sudah semakin parah kerusakannya sehingga tidak bisa digunakan lagi.
"Ulun takutan (saya takut, red) kalau belajar di ruang kelas yang rusak ini," tutur salah seorang murid SDN Sungai Limau, Muhtar dengan bahasa Banjar kepada wartawan metrokalimantan.com
Kekhawatiran Muhtar sangat beralasan, apalagi kondisinya memang terlihat seperti mau ambruk.
"Kalau pas ambruk, kaya apa kami," imbuh siswa kelas 3 ini.
Kepala SDN Sungai Limau, Sahrul Fajeri mengungkapkan, memang selama dirinya menjadi kepala sekolah, sudah terjadi kekurangan lokal kelas.
"Ditambah lagi dengan ambruknya 3 ruang kelas yang ada, semakin menambah sulitnya untuk memberikan fasilitas yang memadai kepada para murid," terangnya.
Sahrul memaparkan, ruang kelas yang rusak itu, yakni kelas 1, 2 dan 3. Untuk sementara ini, ruang perpustakaan pun digunakan sebagai ruang belajar dengan fasilitas seadanya.
Begitu juga, lanjutnya, dengan rumah dinas kepala sekolah yang terpaksa dipergunakan untuk belajar.
"Mau bagaimana lagi, murid tentu tetap haris belajar di sekolah kami," jelas Sahrul.
Menurutnya, beberapa waktu lalu pihak sekolah sudah mencoba berkoordinasi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotabaru dan direspon positif. Bahkan tim dari Disdik ini sudah meninjau lokasi ruang kelas yang rusak.
"Alhamdulillah Diknas menanggapi positif dan kalau tidak salah di tahun 2020 ini akan dibantu pembangunan 1 lokal kelas, sementara sisanya lagi akan diupayakan untuk segera dilakukan perbaikan," beber Sahrul.
Kendati dalam kondisi tak layak, manajemen SDN Sungai Limau tampak tetap semangat memberikan pengajaran kepada seluruh siswa.
"Mudah-mudahan saja bantuan akan segera terealisasi dengan cepat, karena kalau tidak kasihan anak-anak kami di sini," tuturnya.
Ketua Komite SDN Sungai Limau, Gajali Rahman mengaku sangat miris melihat kondisi sekolah tersebut, di mana memang terluhat jelas keterbatasan fasilitasnya. Beruntung, para guru di sekolah ini tetap semangat memberikan yang terbaik bagi pendidikan seluruh siswa.
"Kita berharap bantuan dari Disdik segera terealisasi. Ini untuk menunjang proses belajar mengajar siswa. Kami dari komite sekolah akan terus mengawal prosesnya," pungkas Gajali.[zainuddin]