BANJARMASIN, MK - Julukan Kota Seribu Sungai, sudah melekat di masyarakat Banjarmasin. Tradisi unik Urang Banjar (sebutan masyarakat lokal Suku Banjar) yang hidup di sepanjang bantaran sungai bahkan masih dapat dinikmati di era ini.
Budaya ini menjadi potret menarik bagi siapapun yang melakukan wisata susur sungai. Kampung Sasirangan, menjadi satu di antara pemukiman Urang Banjar yang masih eksis di sepanjang Sungai Martapura.
Motif-motif sasirangan tercetak di dinding-dinding belakang rumah penduduk, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang menyusuri sungai.
Terkait motif kain khas Kalimantan Selatan ini, Ansyori, Ketua RW 1 Seberang Mesjid di Kampung Melayu mengaku tidak ingat persis perihal kapan pengecatan dinding itu dimulai.
"Sekitar 2 tahunan yang lalu, ini proyek dari walikota mungkin dinas pariwisata," tuturnya saat ditemui di kediamannya oleh metrokalimantan.com, Jumat (17/1/2020).
Ansyori yang saat itu masih menjabat sebagai staf kelurahan menyebutkan, pengecatan itu dilakukan oleh mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat. Sedang untuk pengecatan ulang tidak ada diwacanakan dalam waktu dekat.
Mengenai sebagian rumah yang rusak, Ansyori menyebut itu tidak ditanggung pemerintah. "Mungkin tidak ada dana perbaikannya, hanya sebagian rumah rakit yang dibantu Dinas Pariwisata," imbuhnya.
Beredar rumor, jika tidak dilakukannya pengecatan ulang lantaran isu bakal adanya penggusuran di bantaran sungai Kampung Sasirangan.
Terkait hal itu, Rahmadi, Salah satu warga bantaran sungai di Kampung Sasirangan membenarkan adanya wacana penggusuran untuk upaya merapikan kota, selain memperindahnya dengan cat.
"Sudah ada wacana penggusuran, tapi tidak tau kapan tahun pastinya," sebutnya dengan santai.
Rahmadi yang menggantungkan penghidupannya di dermaga speedboat ini pun mengaku pernah mengalami penggusuran saat rumahnya di antara Jembatan Dewi dengan Jembatan Merdeka dahulu.
"Karena sepanjang bantaran sungai ini jalur hijau," tambahnya.
Kendati demikian, Rahmadi berharap agar solusi ke depannya dirapikan saja dengan tetap mempertahankan budaya masyarakat Banjar terutama rumah rakit/lanting Banjar.
Sementara itu, saat dikonfirmasi ke kantor Dinas Pariwisata Banjarmasin, Kepala Dinas Pariwisata tidak berada di tempat dan Kabid Pariwisata sedang cuti.[wahyu]