PALANGKA RAYA, MK - Keberadaan gelandangan dan pengemis (Gepeng) serta anak jalanan (Anjal), tampak mulai menjamur di Kota Palangka Raya. Setiap hari selalu saja ada gepeng maupun anjal di sudut-sudut keramaian wajah Kota Cantik.
Kondisi memprihatinkan inipun mendapat perhatian serius dari anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Riduanto.
"Gepeng dan anjal ini kerap terlihat, mulai dari yang muda hingga yang tua. Keberadaannya terlihat di setiap sudut keramaian dan kawasan publik, seperti taman-taman ataupun pusat perbelanjaan," ungkapnya, Rabu (19/2/2020).
Kondisi ini tentu harus disikapi oleh pemerintah, bahkan semua terkait bahkan hingga masyarakat. Cara menyikapi gepeng dan anjal ini, cukup jangan membiasakan memberikan uang atau sedekah kepada mereka, sehingga bisa memberikan efek pembelajaran.
Menurut Riduanto, ketika sudah terbiasa memberikan uang atau sedekah, kehadiran para gepeng dan anjal ini kian menjadi -jadi, karena mereka merasa Kota Palangka Raya menjadi lahan untuk tempat meminta-minta.
Selain itu, lanjutnya, yang tidak kalah penting, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui instansi terkait sangat perlu untuk menjalankan program penanganan.
"Dinas Sosial kan punya program Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) untuk menangani gepeng dan anjal ini. Nah, lewat program ini para gepeng dan anjal bisa diarahkan untuk mendapat pembinaan," bebernya.
Riduanto mengatakan, melalui Liponsos tersebut para gepeng dan anjal juga bisa diberikan pembekalan skill sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Ditambahkannya, dari wadah ini para gepeng dan anjal bisa didorong untuk tidak melanjutkan kembali kebiasaannya meminta-minta, tetapi harus menekuni kemampuannya dalam berusaha secara mandiri, seperti berwirausaha, membuka servis motor, menjahit atau membuat kue dan lainnya.
"Dengan begitu mereka tidak lagi kembali menjadi gepeng, anjal ataupun pengamen, karena sudah memiliki keahlian," pungkasnya.[kenedy]
Tags
kabar kalteng