BARABAI, MK - Tidak bisa dipungkiri, banyak sektor yang terdampak pandemi Covid-19 saat ini, salah satunya adalah sektor pertanian.
Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Budiono SP MM menyampaikan, petani yang merupakan ujung tombak ketersediaan stok pangan, sebagian memiliki sedikit kekhawatiran di masa pandemi Covid-19 ini.
“Mereka khawatir dengan proses pemasaran hasil panen karena ada PSBB. Pedagang pengumpul tidak lagi membeli, karena pembatasan wilayah pasar, harga diatur pedagang dengan alasan pasar lesu,” ungkap Budiono, Selasa (28/4/2020).
Menjawab kekhawatiran petani, Budiono lalu menyampaikan kepada para penyuluh agar membantu para petani dari mulai budidaya hingga proses pemasaran. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menjalankan pemasaran dengan sistem online.
Apa yang dilakukan Budiono sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), di mana dalam berbagai kesempatan Ia meminta kepada seluruh Tim Satgas Pangan agar bekerja lebih giat untuk membantu petani.
“Saya minta, Satgas Pangan agar bekerja maksimal, Bupati, Kadis, Kapolres, Dandim, Kajari agar lebih maksimal lagi dalam membantu petani. Harus tegas demi kesejahteraan petani. Jangan sampai ada orang-orang yang bermain, dia hanya membeli tapi keuntungannya lebih besar dari petani,” ungkap SYL.
Menindaklanjuti arahan Mentan, Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi menegaskan, semua unsur sumber daya manusia pertanian harus memaksimalkan peranan dalam membantu petani mengawal dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Selain itu, BPPSDMP akan memaksimalkan peranan Kostratani agar ikut membantu petani dalam mengawal stabilisasi harga.
“Kostratani akan dimaksimalkan agar turut serta mengawal stabilisasi harga. Penyuluh di setiap Kostratani harus mampu memfasilitasi agar setiap petani binaannya mendapatkan harga yang layak dari setiap komoditas yang dibudidayakan," jelasnya.
Bimbingan dan Motivasi Budiono diterima oleh sosok Penyuluh Milenial dari BPP Ilung Kecamatan Batang Alai Utara (BAU) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Sebut saja, namanya Kartika Puspitasari yang akrab dipanggil Tika.
Sejak pandemi Covid-19 mulai mewabah di Kalimantan selatan, penyuluh yang mendampingi Kelompok Tani (Poktan) Setia Kawan Desa Dangu selalu bersemangat turun ke lapangan untuk memastikan ketersediaan pangan.
Sosok Tika ini bekerja sama dengan Rusdi, Ketua Poktan menjalankan agribinis berbagai macam sayuran karena memang Desa Dangu adalah sentra cabai dan sayur di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang belum lama melakukan panen raya.
“Dengan harga cabai yang menggiurkan menjadi berkah di masa Covid-19 hingga mencapai Rp40 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram,” tutur Tika.
Budiono mengaku sangat bangga dengan penyuluh milenial ini. Sosok penyuluh pertanian inilah yang sedang diharapkan sebagi row model dalam menyukseskan program Kostratani.
“BBPP Binuang cukup bangga memiliki purnawidya yang sukses mengembangkan wirausaha tani hortikultura. Mari ciptakan Enterpreneur dikalangan petani milenial," pungkas Budiono.[advertorial]