MARABAHAN, MK - Sesuai dengan namanya, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) memiliki tugas dan fungsi, salah satunya adalah melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
BPP merupakan rumah para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang harus selalu siap menerima para petani yang memerlukan informasi dan bimbingan
BPP Rantau Badauh sendiri berada di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasinya berada di wilayah pasang surut yang memiliki kelebihan untuk dikelola menjadi kawasan pertanian, khususnya padi.
Kabupaten Barito Kuala ini diharapkan dapat menjadi andalan untuk menjadi wilayah penghasil beras atau lumbung padi di Provinsi Kalimantan Selatan.
BPP Rantau Badauh memiliki 8 orang PPL PNS dan 1 orang PPL THLTB membina 122 Kelompok Tani (poktan) yang tergabung dalam 12 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), meliputi 9 desa dengan luas tanam padi seluas 6.620 hektare, di mana di sela-selanya menggunakan sistem surjan para petani menanami tanaman jeruk atau sayuran.
Kaswaryadi SP, Koordinator dan Penyuluh mengungkapkan, permasalahan yang ada antara lain, pertama; Koordinator BPP merangkap menjadi PPL, sehingga tugas dan tanggung jawabnya lebih berat dan tidak fokus.
Kemudian kedua; Jumlah Penyuluh tidak sebanding/tidak sama dengan jumlah desa binaan, ketentuan yang diharapkan adalah satu penyuluh membina satu desa, dan ketiga; Masih terdapat PPL THLTB, sehingga yang bersangkutan semangat dan tanggung jawabnya sedikit kurang.
Untuk menjadikan BPP sebagai rumah para penyuluh dan tentunya sebagai media percontohan bagi para petani dan masyarakat sekitar. Agar hal tersebut terwujud maka rekan-rekan PPL membuka lahan, memanfaatkan lahan yang dimiliki. Selasa (12/5/2020).
Lahan seluas 0,25 hektare, dimanfaatkan dengan ditanami tanaman jeruk sebagian juga ditanami sayuran-sayuran, tanaman obat keluarga Toga, hidroponik dan kolam ikan.
Kaswaryadi berharap ini merupakan miniatur pemanfaatan pekarangan yang dapat dijadikan percontohan bagi para petani dan oleh rekan-rekan PPL kegiatan ini diberi nama Family Farming.
Family Farming ini banyak memberikan manfaat, yaitu sebagai percontohan, media pembelajaran bagi para penyuluh dan petani. Penyuluh merasakan adanya rasa kekeluargaan membangun nilai positif dan menjadikan BPP sebagai rumah bagi penyuluh dan petani.
“Anjuran pemerintah untuk di rumah saja dimasa pandemic covid 19 memberikan arti untuk kita dapat mengelola BPP sebagai rumah penyuluh, yang harus dirawat agar penghuni di dalamnya sehat dan memberikan kesehatan bagi para petani,” pungkas Kaswaryadi.[advertorial]