BANJARBARU, MK - Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, Tim Lahan Praktik H Idak SMK-PPN Banjarbaru mengaplikasikan kreativitas dengan melakukan budidaya tanaman selada melalui media hidroponik.
Budidaya tanaman selada melalui hiodroponik di lahan praktik H Idak ini sendiri dipimpin Arni Setyo Priambodo.
Salah seorang tenaga lahan H Idak, Aripin saat ditemui, Kamis (25/6/2020) mengatakan, tanaman selada yang ditanam adalah jenis RZ.
“Kita mengembangkan selada hidroponik jenis RZ,” terangnya.
Menurutnya, jenis RZ dipilih karena memiliki kelebihan dan keunggulan, mengingat jenis ini ditanam di media yang tidak memakai tanah dan tidak memakai pestisida.
“Jadi, banyak keunggulan yang didapat dari selada dari hidroponik ini,” jelas Aripin.
Untuk panen, Aripin mengungkapkan, kurang lebih akan dilakukan setelah 25 hari. Biasanya mereka menjual sekitar Rp30 ribu rupiah sampai dengan Rp35 ribu per kilogramnya.
Selain itu, Aripin menjelaskan bahwa konsumen yang ingin membeli bisa datang langsung dan bahkan bisa panen sendiri.
“Bagi konsumen yang berminat bisa datang langsung dan bisa memetik di tempat, tepatnya di lahan praktik Haji Idak SMK-PP Negeri Banjarbaru Jalan Bukit Raya, Loktabat Selatan, Banjarbaru,” bebernya.
Budidaya di sektor pertanian ini senada dengan arahan dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang dalam setiap kesempatan menegaskan, pertanian tidak boleh berhenti.
“Pertanian harus terus hidup untuk menyediakan kebutuhan pangan rakyat Indonesia,” imbuhnya.
Mendukung apa yang disampaikan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyatakan masalah pangan adalah masalah sangat utama, masalah hidup matinya suatu bangsa.
“Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19, tapi petani tetap semangat tanam, semangat olah, dan semangat panen. Ini membuktikan pertanian tidak berhenti,” tutur Dedi.[advertorial/willy]