KANDANGAN, MK - Pemerintah sebentar lagi akan menggulirkan konsep hidup berdamai dengan Covid-19 bernama era new normal. Namun yang paling harus diperhatikan adalah ketersedian pangan bagi rakyat.
Ini sangat urgen, mengingat pangan merupakan modal utama dalam menjalani kehidupan dalam kondisi apapun.
Sebagaimana diberitakan berbagai media, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan, pandemi Covid-19 telah mengganggu sektor pertanian, seperti, lanjut, sektor produksi, distribusi, bahkan pemasaran.
Dampaknya, lanjut Dedi, adalah pertumbuhan ekonomi yang juga mandek. Selain itu, FAO juga telah memperingatkan adanya ancaman musim kemarau panjang yang bisa berdampak pada krisis pangan.
Untuk mengantisipasi itu, beberapa petani di Tanah Air tidak mau tinggal diam, terutama dalam sektor penanaman agar ketika kemarau tiba, ada yang tersedia untuk menunjang kebutuhan pangan.
Seperti yang dilakukan Kelompok Tani (Poktan) Suka Maju di Desa Karasikan, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan.
Untuk mengantisipasi prakiraan dari BMKG mengenai datangnya musim kering lebih awal dan peluang musim kemarau lebih panjang pada tahun ini, para petani melakukan percepatan tanam musim tanam kedua.
Penyuluh Pertanian, Henny Elka Susanty, Kamis (17/6/2020) menyampaikan, rencana tanam kedua seluas 10 hektare dengan varietas padi yang ditanam adalah Inpari 9.
"Sampai saat ini yang telah dilakukan penanaman 5 hektare dan akan terus dilakukan percepatan sampai target rencana tercapai," ungkap Henny.
Lebih lanjut Henny menjelaskan, tipe lahan di Desa Karasikan adalah sawah tadah, sehingga percepatan tanam ini harus segera dilakukan.
"Penyiapan lahan dimaksimalkan dengan penggunaan Alsintan roda 2,” pungkas Henny.[advertorial]