KUALA KURUN, MK - Jagung jenis Zea Mays adalah salah satu pangan alternatif pengganti nasi yang sangat digemari masyarakat. Jenis jagung ini telah banyak dibudidayakan oleh petani.
Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah bahkan terus melakukan pengembangan produksi tanaman jagung hibrida.
Untuk tahun 2020 ini tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Kurun, Mihing Raya, Tewah, Rungan dan Manuhing, dengan luas lahan mencapai 500 hektare.
Kondisi yang terjadi di tingkat petani sendiri belum mampu mencapai produktivitas yang diharapkan. Untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang diharapkan, perlu dilakukan upaya agar jumlah radiasi yang diterima tanaman maksimal.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memodifikasi tanaman. Modifikasi tanaman dapat dilakukan dengan cara pemangkasan daun untuk memaksimalkan masuknya cahaya matahari ke dalam area pertanaman serta memperkecil selisih antara produksi asimilat dan penggunaannya oleh daun.
Teknik pemangkasan sangat baik diterapkan pada jagung hibrida, karena dengan pemangkasan daun bagian bawah dapat mengurangi jumlah daun yang tidak efektif menerima cahaya sehingga diharapkan akan meningkatkan produksi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam kesempatannya menegaskan, seluruh insan pertanian untuk terus genjot ketersediaan pangan namun tetap jalankan protokol pencegahan di tengah pandemi Covid-19 secara disiplin.
Menindaklanjuti hal tersebut, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kurun melakukan pemangkasan/defoliasi daun jagung varietas Asia 92 yang ditanam di lahan milik BPP Kurun dengan luas tanam 0,5 haktare, Sabtu (6/6/2020).
Kusdianto SP, Penyuluh wilayah kerja Kecamatan Kurun menyampaikan, tujuan dari pemangkasan daun jagung adalah untuk mengendalikan ukuran dan bentuk tanaman, mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produksi baik kualitas maupun kuantitas.
“Biasanya pemotongan daun jagung dengan cara menyisakan 1 atau 2 daun di bawah tongkol, karena daun tersebut masih bisa berperan untuk menyuplai unsur hara ke tongkol,” jelas Kusdianto.
Koordinator BPP Kurun, Liliwatie SP menjelaskan, pemotongan daun (defolisasi) juga bertujuan untuk menghilangkan daun tua atau yang tidak produktif lagi. Juga untuk mengurangi kompetesi di dalam tubuh tanaman serta menurunkan kadar air tongkol.
“Daun yang dipotong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik," ungkap Liliwati.
Liliwati memaparkan, pemotongan bunga jantan dan daun di atas tongkol biasanya dilakukan menjelang panen, untuk umurnya disesuaikan dengan varietas dan kondisi daun tanamannya.[advertorial]