BANJARMASIN, MK – Populasi Bekantan yang ada di Kalimantan Selatan, setiap tahun disebutkan mengalami penurunan drastis. Dibandingkan tahun 2013, ada sekitar 5000 Bekantan yang terbagi ke setiap daerah di Kalsel.
“Jadi jumlah populasi Bekantan yang saat ini asumsinya di luar kawasan konservasi Kalsel sekitar 2500. Jumlah ini juga terjadi penurunan signifikan 50 persen,” jelas Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rezeki usai rapat dengan anggota DPRD Kalsel, Rabu (15/7/2020).
Menurut Amalia, penurunan yang signifikan ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni Karhutla, perburuan serta perdagangan bekantan secara ilegal. Bahkan sampai saat ini faktor tersebut masih tetap ada.
“Jadi yang biasa kita dapati korban bekantan akibat karhutla cukup tinggi dan perdagangan serta perburuan liar cukup juga menjadi faktor utama yang menyebabkan laju penurunan Bekantan,” terangnya.
Sementara itu, mengenai rapat terkait penambahan anggota tim baru agar dapat memperluas jangkauan dari SBI. Karena masih didapati Bekantan yang berada di luar kawasan konservasi, yaitu di daerah Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tapin.
Kemudian meminta agar dibuatkan payung hukumnya dalam melestarikan satwa yang berada dikawasan tersebut.[fuad]