PULANG PISAU, MK - Masyarakat Dusun Karukan Sekumpul, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah menagih janji Bupati H Edy Pratowo untuk merealisasikan pembangunan rehab tempat ibadah Masjid Jami Attaqwa.
Disebutkan janji oleh warga dusun yang lebih dikenal Dusun Lumpur itu, saat orang nomor satu di bumi Handep Hapakat, yakni Bupati Pulang Pisau, H Edy Pratowo berkunjung ke dusun tersebut.
Namun, hingga 2020 ini, janji tersebut belum direalisasikan.
Itu disampaikan langsung salah satu warga Dusun Lumpur, Bakran kepada sejumlah awak media, pada Sabtu 22 Agustus 2020.
"Rehab pembangunan masjid kami ini merupakan janji Bapak Bupati Edy. Nah, sampai sekarang belum terealisasi. Jadi, kami berharap memalui media, dapat didengar oleh beliau," ucap Bakran pria 42 tahun saat dibincangi awak media.
Dirinya (Bakran) berharap masjid yang sebelumnnya dibangun melalui swadaya masyarakat setempat merupakan temapt ibadah kebanggaan warga Dusun Lumpur.
Dari itu, lanjutnya, dapat diperbaiki selayaknya temapt ibadah di daerah lainnya.
Mengingat, terang Bakran, Dusun Karukan Sekumpul atau Dusun Lumpur ini dihuni sedikitnya 74 kepala keluarga (KK) atau 419 jiwa dengan mayoritas penduduknya beragama muslim.
"Jujur mas, masjid ini sudah cukup lama belum ada bantuan dari pemkab atau pihak terkait lainnya untuk perbaikan. Jadi, kami minta masjid kebanggaan kami ini agar segera diperbaiki," jelasnya.
Ia menambahkan, selain tempat ibadah, pihaknya juga saat membutuhkan fasilitas bangunan sekolah dasar atau SD. Sebab sampai saat ini bangunan SD tidak ada, sehingga para siswa-siswi harus bersekolah dengan menempuh jarak cukup jauh.
"Kami juga perlu adanya bangunan sekolah dasar dan guru pengajar. Soalnya, anak-anak kami saat ini bersekolah harus menempuh jarak kurang lebih 12 kilometer untuk menuju sekolah yang dibangun oleh pihak PBS yang beroperasi di wilayah kami ini," ucap Bahrani dengan penuh harap.
Perlu diketahui terkait harapan masyarakat Dusun Lumpur dengan adanya bangunan Sekolah Dasar (SD), maka anak-anak mereka tidak perlu lagi sekolah dengan jarak tempuh sangat jauh.
Sedikitnya ada 79 siswa-siswi sekolah dasar yang harus bersekolah di lingkungan PBS yang jarak tempuhnya cukup jauh.[manan]