PASANGKAYU, MK – Berada di pelosok perkebunan sawit, ternyata tidak membuat siswa SMP Astra Makmur Jaya patah semangat. Justru hal itu melecut semangat puluhan siswa SMP binaan PT Letawa ini untuk lebih kreatif.
Tak ada rotan akar pun jadi, begitulah yang dilakukan mereka. Salah satunya mengolah limbah sawit menjadi barang berharga.
Setidaknya inilah yang terlihat saat sekolah yang dipimpin Adi Dasuki S.Pd menggelar lomba kerajinan tangan berbahan dasar lidi sawit.
Hasilnya puluhan kreasi lidi ini pun mampu menarik perhatian siapa pun. Karena tak disangka karya tangan dingin siswa SMP Astra Makmur Jaya (AMJ) membuat decak kagum.
Seperti tiga karya terbaik siswa mulai dari Dial Fakih Fauzi, Ibram Rahalang, hingga Agung Kaia. Bahkan karya Dial Fakih Fauzi “Kapal Pinisi Sawit“ menjadi yang terbaik diantara puluhan karya terbaik siswa binaan perusahaan perkebunan sawit grup Astra Agro Lestari Tbk ini.
Kepala Sekolah SMP AMJ Adi Dasuki S.Pd kepada wartawan mengatakan, lomba yang digelar tersebut semata-mata untuk menggugah para siswa untuk bisa kreatif memanfaatkan limbah-limbah yang di sekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggal.
Kebetulan karena banyak berada di areal perkebunan sawit, maka yang dieksplorasi adalah mengeksplorasi limbah dari perkebunan kelapa sawit. Fokusnya adalah peningkatan nilai ekonomis lidi kelapa sawit.
Selama ini lidi kelapa sawit hanya tergeletak begitu saja di dalam blok sawit. Meskipun ada yang memanfaatkan, namun hanya sebatas membuat sapu lidi saja. Sejatinya lidi kelapa sawit dapat diproses lebih lanjut menjadi beragam jenis kerajinan tangan yang bernilai ekonomis tinggi.
“Lomba sendiri diharapkan kedepannya mampu melatih daya kreativitas siswa, kepekaan siswa terhadap potensi lingkungan sekitar, dan menjadi pelopor bagi masyarakat luas agar turut serta meningkatkan nilai ekonomis lidi sawit. Karena besar kemungkian menjadi nilai tambah dan menambah penghasilan dari Rupiah bahkan bisa dollar,” ujar Adi Dasuki usai penyerahan hadiah lomba di lobi SMP Astra Makmur Jaya, Jumat (25/9/2020).
Adi Dasuki menambahkan, kegiatan lomba kerajinan tangan ini juga merupakan salah satu bentuk aplikasi dan pengembangan dari mata pelajaran muatan lokal (mulok) Pendidikan Lingkungan Kebun Kelapa Sawit (PLKS) di mana diterapkan di seluruh sekolah binaan Yayasan Astra Agro Lestari.
Panitia sendiri menilai hasil karya kreativitas siswa ini melalui video yang dikirimkan mereka. Dewan Juri sendiri terdiri dari Hadiana, S.E. (Guru Pembina), Andi Rosma S.Pd (Kepala TK Sari Wiwit) dan Adi Dasuki.
Lebih jauh Adi Dasuki menjelaskan, lomba kerajinan tangan ini dibuka mulai tanggal 7 hingga 21 September 2020 dimana Lomba diikuti secara individu.
Ia juga menjelaskan, Siswa yang mengikuti perlombaan ini diminta untuk merekam proses pembuatan dari awal hingga akhir dalam bentuk video berdurasi maksimal 5 menit lalu video dikirimkan kepada wali kelas masing-masing dan setiap wali kelas memilih lima karya terbaik untuk dinilai oleh tim dewan juri, di mana tim dewan juri dalam perlombaan ini terdiri dari Ibu.
Berdasarkan hasil penilaian dewan juri, ditetapkanlah tiga pemenang diantaranya Juara I diraih oleh Dial Fakih Fauzi (VII-B), Juara II diraih oleh Ibram Rahalang (VII-D) dan Juara III diraih oleh Agung Kaia (VII-A).
Atas pencapaiannya, para juara diberikan hadiah uang pembinaan sebesar Rp450 ribu, Rp350 ribu dan Rp200 ribu. Hadiah diserahkan oleh dewan juri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Dial Fakih Fauzi juara pertama lomba mengaku tertarik mengikuti lomba karena ingin berkreasi melalui limbah-limbah yang banyak ditemukan di sekitar perkebunan sawit.
Ia pun memilih memilih membuat miniatur kapal Pinisi, yang memerlukan kesabaran dan keuletan.Untuk produk ini Fauzi rela menghabiskan waktu selama 14 jam lebih untuk satu buah miniatur perahu pinisi.
“Kenapa harus kapal pinisi, karena ini adalah kapal warisan nenek moyang kita. Tentunya ini bentuk apresiasi kami dan turut melestarikan seni budaya daerah," jelasnya.
Sebagai putra daerah Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk ikut serta melestarikan kebudayaan daerah asalnya hingga melalui karya kerajinan tangan ini. Ia berharap dapat mengingatkan dan mengajak generasi muda untuk tidak melupakan warisan nenek moyang yang menurutnya Kapal Pinisi.
"Bukan hanya milik Sulsel saja, namun Kapal Pinisi adalah milik Indonesia dan Wajib dilestarikan,” kata Fauzi saat dikunjungi salah satu perwakilan perusahaan perkebunan, Slamet Riadi.
Slamet Riadi, Security Area Manager C1 (SAM) mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan para siswa SMP Astra Makmur Jaya (AMJ). Karena ini bentuk inovasi dan kreativitas yang tiada henti dari sekolah binaan Astra Agro Lestari.
“Ini yang selalu kita dorong, agar generasi muda itu lebih kreatif, rajin dan mandiri. Pemanfaatan limbah-limbah sawit memberikan inspiring tersendiri bagi anak muda lainya. Karena mereka sudah membuktikan berada di pelosok tidak membuat kreativitas mati dan terhenti, hasilnya benar-benar membuat bangga,” ujar Slamet Riadi.[risanta]
Tags
Humaniora