PULANG PISAU, MK - Pengembangan korporasi petani saat ini menjadi fokus utama dari kegiatan Kementrian Pertanian (Kementan) untuk lokasi Program Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas.
Melalui Menteri Pertanian (Mentan) RI Bapak Syahrul Yasin Limpo (SYL), Presiden Jokowi mengintruksikan untuk mengembangkan konsep pertanian mulai dari hulu sampai ke hilir, kluster berbasis korporasi petani, diversifikasi pangan, hortikultura, ternak, lumbung pangan nasional dan pertanian modern melalui mekanisasi dan pertanian 4.0.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BPSDMP Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengaku akan memaksimalkan tupoksi dari Pusluhtan, Pusdiktan, dan Puslatan dalam mendampingi petani di lokasi food estate agar berjalan dengan maksimal.
Langkah yang akan dilakukan antara lain dengan menggelar pelatihan bagi penyuluh, petugas lapangan serta terutama petani dalam penumbuhkembangan kelembagaan ekonomi petani, pengawalan dan pendampingan.
Bicara tentang korporasi, tentu tidak dapat dipisahkan dari peran petani yang terlibat di dalamnya, terutama petani yang tergabung dalam kelembagaan tani khususnya kelompok tani, Gapoktan, Bumdes dan lain sebagainya.
Terkait dengan hal ini, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menyelenggarakan Pelatihan Tematik Berbasis Korporasi Mendukung Food Estate Angkatan III bertajuk Pengelolaan Organisasi Kelompok.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dari 11 hingga 13 September 2020 di Balai Desa Tahai Jaya, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah yang didampingi langsung oleh Widyaiswara BBPP Binuang, Septiana SP MP.
Pelatihan sendiri diikuti oleh PPL BPP Kecamatan Maliku, pengurus dan anggota kelompok tani, Gapoktan dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dari Desa Tahai Jaya yang secara langsung terlibat dalam pembentukan korporasi pada Program Food Estate.
Pada pelaksanaan pelatihan ini, peserta mengikuti dengan sangat antusias, di mana sebagian besar peserta diajak untuk berdiskusi, sharing pendapat dan pengalaman selama menjadi pengurus organisasi kelompok, dan Benchmarking ke tempat kelompok tani yang sudah berkembang dan dapat menjalankaan usahanya mulai dari hulu hingga hilir.
Ruswati S.Pt selaku KJF dari BPP Maliku berharap output yang dinginkan dari pelatihan ini, peserta dapat menerapkan secara langsung terkait administrasi kelompok yang tertuang secara tertulis.
“Terkait kepengurusan kelompoknya dapat diregenerasi kepada anggota lain yang lebih muda, aktif, energik dan paham teknologi serta perkembangan jaman yang sudah masuk pada era 4.0 seperti sekarang ini,” ujar Ruswati.
Murdiono, salah satu peserta dalam pelatihan ini memberikan kesan bahwa sangat berterima kasih dengan adanya pelatihan ini.
"Petani dapat terbuka wawasan dan pengetahuannya tentang segala sesuatu yang terkait pengorganisasian kelompok mulai dari manajeman, aturan, pembagian tugas pengurus, dan administrasi pengorganisasian kelompok yang selama ini belum ada,” ungkap Murdiono.
Adapun harapan ke depannya, BBPP Binuang masih dapat memberikan pendampingan dan bimbingan baik secara langsung di lokasi maupun secara virtual agar ilmu pengetahuan yang didapatkan peserta pada pelatihan ini dapat terus berlanjut dan diaplikasikan pada kelompok taninya.[advertorial]
Penulis : Septiana
Foto: Septiana