TANGISAN histeris yang dipenuhi rasa takut dari salah satu anak, memenuhi ruangan musala (langgar) Raudhatul Aman pada Kamis sore, 10 September 2020, sekitar pukul 17.00 Wita.
Sementara sang ibu yang tengah memangku kepala sang bocah yang sedang berbaring tertelantang, berusaha menenangkannya.
Namun, sesaat setelah alat kauter atau bedah listrik sunat laser yang dipegang Paman Birin melaksanakan tugasnya, si bocah malah tertawa, ternyata tidak sakit! Bahkan si bocah hendak langsung bangun.
Spontan Paman Birin berkata “Jangan bangun dulu, biar dijahit dulu agar bagus”.
Usai menyunat salah satu anak yang ikut serta dalam sunatan massal di langgar Raudhatul Aman, Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor yang akrab dipanggil Paman Birin ini pun beranjak untuk menggunting pita.
Sebelumnya, sambil menunggu kedatangan Paman Birin, dalam wawancara dengan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Selatan, Hj Siti Nuriyani menjelaskan, sunatan massal adalah atas permintaan warga Gang Raudatul Aman/H. Masdar Jalur III, Km. 7 Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, karena banyak anak-anak di gang tersebut yang masih belum disunat.
“Kegiatan utama Dinsos Kalsel di gang ini adalah bedah rumah Pak Asmadi, yang saat ini sudah selesai dibedah dan selanjutnya penyerahan kunci bedah rumah yang akan dilakukan oleh Gubernur Kalsel,” ujarnya.
Menurut Hj Siti Nuriyani, sunatan massal dilaksanakan Dinsos Kalsel bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kalsel. Pelaksanaan sunatan masal dilakukan dari pagi hingga sore dengan jumlah yang disunat ada 15 anak. Dan secara khusus Paman Birin, meminta untuk turut serta menyunat salah satu anak.
Hj Siti Nuriyani mengatakan, program bedah rumah "Paman Birin Peduli" merupakan salah satu kegiatan Bakti Sosial Dinsos Kalsel dan Tagana, pelaksanaan bedah rumah dilakukan secara bergantian di tiap daerah di Kalsel, di mana program ini menjadi perhatian utama Gubernur Kalsel karena berdampak langsung pada masyarakat pra sejahtera.
Pada tahun anggaran 2020, Dinsos telah melakukan bedah rumah sebanyak 63 buah rumah. Sedangkan pada tahun anggaran 2018 ada sebanyak 36 buah yang dibedah rumah dan di 2019 ada sebanyak 49 buah rumah dibedah.
Dana untuk bedah rumah langsung dari Paman Birin, sementara pengerjaan secara gotong royong oleh tim Tagana Dinas Sosial Kalsel.
Rumah Asmadi adalah rumah yang ke 63 di bedah dengan biaya sekitar Rp26,7 juta. Biaya yang dikeluarkan untuk membedah antara satu rumah dengan rumah lainnya, tidak sama, tergantung kondisi rumah, kalau masih ada bahan bangunan yang bisa digunakan dari rumah asal, maka biayanya akan lebih sedikit, begitu pula sebaliknya.
Kondisi rumah Asmadi berukuran 4 x 14 meter memang dalam kondisi memprihatinkan, dinding dan lantai yang terbuat kayu nampak lapuk termakan usia. Selain itu beberapa bagian dinding penuh tambalan menggunakan kalsiboard.
Bagian atap seng sudah berkarat dan penuh lubang sehingga saat hujan bocor. Selain itu, beban hidup Asmadi selama 5 tahun terakhir semakin berat, istri tercintanya mengalami stroke, ditambah lagi penghasilannya sebagai mekanik keliling hanya cukup buat makan sehari-hari.
Selain jadi tukang bengkel serabutan, Madi sempat jadi kaum selama beberapa tahun di langgar Raudatul Aman yang tidak jauh dari rumahnya, dan juga sering memandikan mayat apabila ada panggilan.
Asmadi mempunyai 4 anak, dua anaknya masih sekolah SMP dan SMA, paling sulung sudah kawin tinggal di Manarap Pal 8, nomor dua sekarang nganggur akibat Terdampak wabah covid.
Salah satu petugas Tagana yang mendampingi Kadinsos Kalsel Hj Siti Nuriyani saat wawancara menambahkan, bedah rumah Asmadi berlangsung selama 9 hari, dan sekarang Asmadi tidak perlu kuatir dengan pekerjaan, karena ia akan bekerja di bengkel PSBR sebagai intruktur perbengkelan dan untuk merawat mesin yang ada di sana.
Didampingi Hj Siti Nuriyani, usai pengguntingan pita dan penyerahan kunci rumah yang dilakukan oleh Paman Birin, kepada wartawan dengan suara bergetar karena haru, Asmadi mengungkapkan rasa syukurnya dan ucapan terima kasih yang mendalam kepada Gubernur Kalsel, Dinsos Kalsel, dan anggota Tagana yang telah bergotong royong membedah rumah.
Tidak hanya rumahnya yang telah menjadi baru, peralatan rumah tangga seperti kasur, lemari es, dan lain-lain telah pula tersedia. Dan malam ini, Asmadi beserta keluarnya akan dapat tidur nyenyak tanpa takut kebocoran apabila hujan!
Penulis : Araska Banjar
Tags
Humaniora