KUALA KAPUAS, MK – Program Food Estate yang digadang-gadang sebagai jurus Kementerian Pertanian (Kementan) untuk selamatkan swasembada pangan nasional direspon positif pelaku pertanian di Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Budiono, Penanggung Jawab Food Estate Bataguh dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang mengatakan, program Food Estate direspon luar biasa oleh petani, Poktan, Gakpotan, dan BPP Kostratani Bataguh.
“Hal ini terbukti, meskipun masih kurang persiapan sarana produksi yang menjadi paket bantuan Food Estate, petani dengan swadaya mengadakan herbisida, benih dan BBM mandiri," terangnya.
Menurutnya, BBPP Binuang melaksanakan Pengawalan dan Pendampingan Program Food Estate di Kecamatan Bataguh.
“Tanggal 15 Oktober 2020 lahan yang telah diolah mencapai 40 hektare di Food Estate Bataguh yang tersebar di 8 desa," imbuhnya.
Di beberapa Poktan seperti di Desa Terusan Mulya, Terusan Karya dan Terusan makmur sudah mempersiapkan persemaian dan benih semai siap ditanam dalam waktu 7 sampai 8 hari ke depan.
"Sehingga paket bantuan bibit, pupuk, dan BBM segera bisa direalisasikan secara merata dan meluas. Mengingat waktu tanam yang makin sempit,” jelasnya.
Ia mengungkapkan,
pengiriman Kapur telah mencapai 40 persen, bibit masih beberapa Poktan sehingga perlu digenjot lagi untuk memperkuat semangat gerakan petani.
Pengiriman pupuk diharapkan minggu depan sudah bisa diterima oleh Gakpotan/Poktan yang mana pemesanan yang dilakukan Gakpotan/Poktan sudah dilakukan pembayaran secara tunai sebulan yang lalu.
Pada Poktan lain di Desa Terusan Karya bahkan anggota secara swadaya telah melakukan pengendalian gulma dengan membeli sendiri herbisida untuk segera digunakan mempersiapkan olah tanah.
Ini dilakukan sembari menunggu pengiriman paket bantuan yang telah menjadi program Food Estate di Kabupaten Kapuas, khususnya di Kecamatan Bataguh yang akan ditangani dengan melibatkan 5 cluster dengan luas mencapai 1000 sampai 1100 hektare, sehingga total Food Estate Bataguh mencapai 5.300.
“Lahan yang sudah diperlakukan pengendalian dengan herbisida oleh petani. Pada beberapa poktan juga telah terdistribusikan kapur,” tambahnya.
Pada akhir kegiatan pengawalan dan pendampingan Food Estate di kecamatan Bataguh, dilanjutkan Bimbingan lanjutan penguatan persiapan korporet pada 3 tahun ke depan.
Langkah awal yang telah direncanakan hingga Desember 2020 Poktan/gakpotan dan UPJA akan mengelola Pertamini kapasitas mini POM kapasitas 300 sampai 1000 lt.
"Selanjutnya usaha Gakpotan akan dikembangkan menjadi koperasi pada tahun 2021, dengan target pertengahan 2022 telah terbentuk korporit di Food Estate Bataguh," timpal Darmanto, Ketua Gakpotan Desa Terusan Karya saat mengikuti bimbingan lanjutan 15 Oktober 2020 di Aula BPP Bataguh.
Ia menambahkan, mengingat petani menjaga siklus/sistem budidaya di lahan pasang surut food estate.
"Mereka juga tak ingin terganggu usaha taninya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi spesifik lokalita (pasang surut) mengalami kegagalan,” jelasnya.[advertorial]