BINUANG, MK – Program Food Estate telah digulirkan. Program ini bagai dua sisi mata uang, yakni berperan untuk percepatan memakmurkan petani serta swasembada pangan nasional, di lahan sub optimal.
Dalam arti luas, ruang lingkup Food Estate tidak hanya mencakup komoditas padi, jagung dan palawija semata, namun semua komoditas yang menyediakan bahan pangan.
Salah satunya yang masih dipandang remeh. Padahal tanaman ini merupakan tanaman yang kaya karbohidrat, vitamin, mineral, dan nutrisi kesehatan bagi manusia. Apalagi di era pandemi Covid-19.
Bahan pangan ini bahkan sudah menjadi pangan yang merakyat dan sejak masa sulit pangan dan paceklik di era revolusi fisik dan era penjajahan, telah banyak menjadi juru selamat bagi rakyat.
"Komoditas tersebut adalah Pisang,” ungkap Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang dalam acara Bimtek online bertajuk Wisatani alias Widyaiswara Sapa Kostratani.
“Namun komoditas ini sejak dekade 1990-an, tanaman ini banyak mengalami hambatan bahkan hingga mengganggu ekspor hingga pasokkan dalam negeri mengalami tekanan dari pisang impor,” terang Budiono
Penyebab utama merosotnya produksi pisang pada tahun 2002-2003; 2009-2010 dan 2014-2015 sebesar 63 persen disebabkan kerusakan tanaman pisang oleh serangan penyakit Fusarium Oxysporoum dan Pseudomonas solanacearum.
Memperhatikan hal tersebut, pada Bimtek Wisatani ini Budiono berbagi pengalaman lapangan dan prospek ekspor dimasa datang untuk mendongkrak percepatan pemulihan ekonomi, ketahanan pangan dan devisa negara.
Budiono juga menyampaikan pesan kepada peserta Bimtek bahwa pengendalian penyakit ini harus dilakukan secara masih dan terkoordinasi secara serempak.
Pengendalian penyakit tersebut harusnya sederhana, aman, cepat, ampuh, dan mudah (SACAM) dikontrol keberhasilannya.
Salah satunya yang ditawarkan Budiono adalah pemanfaatan pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit ini dan beliau juga menyampaikan cara pembuatan dan penerapan di lapangan.
Untuk itu, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Kalimantan Timur merealisasikan peluang ekspor dan sudah dibuktikan
“Di mana pada tahun 2019 telah berhasil ekspor pisang ke Malaysia, melalui pelabuhan Samarinda menuju Malaysia,” tegas Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, Kepala BBPP Binuang, Rabu (25/11/2020).[advertorial]
Penulis: Budiono