PALANGKA RAYA, MK - Seiring dengan telah berjalannya program Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kementerian Pertanian menggelar workshop Penumbuhan dan Pengembangan Korporasi Petani di Kawasan Food Estate.
Kegiatan ini diselenggarakan di Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Kalimantan Tengah pada 16 Desember 2020.
Turut berhadir pada workshop ini, Kepala Badan Penyuluhan Dan pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi M.Agr, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, Dr Hermanto dan Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dr Ir Siti Munifah M.Si.
Juga Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan), Ir Bustanul Arifin Caya M.DM, Kepala UPT lingkup BPPSDMP Kementerian Pertanian serta stakeholder Food Estate Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau Kalimantan Tengah.
"Kita sedang bertransformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern," terang Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi M.Agr dalam kesempatannya saat membuka kegiatan Workshop.
Ia memaparkan, pertanian tradisional menghasilkan produk yang kurang memadai. Pertanian tradisional dicirikan dengan penggunaan varietas lokal, menggunakan alat tradisional, tanam manual, hanya menggunakan pupuk organik, panen manual, panen sekali setahun. Hal tersebut membuat produktivitas rendah.
"Dengan tranformasi ke pertanian modern, kita dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dan lebih efisien. Dengan menggunakan varietas hibrida, dapat menghasilkan padi sampai dengan 14 ton per hektare," jelasnya.
Menurutnya, dengan menggunakan Alsintan, pengerjaan menjadi lebih efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Selain itu untuk mengembangkan pertanian juga dikembangkan internet of things (IOT) memanfaatkan teknologi internet untuk pertanian.
"Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dilakukan program Food Estate. Dalam Food Estate ini kita harus merubah mindset dari pertanian sebagai kewajiban menjadi pertanian sebagai bisnis. Selain itu, juga dengan menggunakan alat dan mesin pertanian agar lebih efisien dan berbiaya rendah serta mengurangi kehilangan hasil," paparnya.
Selanjutnya workshop dilanjutkan dengan pemaparan kepala pusat penyuluhan pertanian Dr Ir Lely Nuryati MSc. Ia memaparkan perkembangan korporasi petani di Kapuas dan Pulang Pisau, serta diskusi yang dipimpin oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Ir Bustanul Arifin Caya M.DM.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dr Ir Siti Munifah M.Si menyampaikan, untuk pelaporan kegiatan pertanian akan dilakukan secara digital, sehingga dapat langsung terkoneksi dengan Agricultural War Room (AWR). L
"Untuk mendukung hal tersebut, dilakukan penguatan sarana IT bagi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani," ungkapnya.
Munifah menambahkan, sarana IT diberikan kepada 15 BPP Kostratani di kawasan Food Estate Kalimantan Tengah. Sarana IT yang diberikan, yaitu sarana IT Paket lengkap. Antara lain Personal Computer (PC) All In One, Modem, mikroskopis dan lainnya.
"BPP diharapkan dapat memanfaatkan sarana IT tersebut dan menjaga sebaik baiknya," harapnya.[advertorial]
Penulis : Dhani/Irfan/Bayu