KANDANGAN, MK - Setiap musim hujan, tanaman padi sawah rusak terserang hama tikus. Ini ditandai di tanaman padi tengah-tengah petakan sawah, daunnya menguning dan gundul serta terlihat bekas lalu lintas tikus.
Tikus sawah (Rattus Argentiventer) merupakan salah satu hama paling berbahaya bagi tanaman padi, di mana serangan hama tikus dapat mengakibatkan kerusakan yang tidak sedikit hingga gagal panen.
Sering kali petani padi dibuat tak berdaya oleh binatang pengerat ini, karena pengendalian hama tikus lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan pengendalian hama padi lainnya.
Potensi kerusakan tanaman padi oleh hama tikus di Indonesia cukup besar, yakni mencapai 20 persen per tahun. Serangan hama tikus bisa terjadi pada semua fase, mulai dari persemaian hingga panen.
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) terus melaksanakan program kerja untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas tanaman padi, salah satunya dengan kegiatan Semai Perdana Tanaman Padi Varietas Ciherang dan Pencanangan Gerakan Pengendalian Hama Tikus.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengawali awal musim tanam 2021 di wilayah BPP Kostratani Kecamatan Telaga Langsat dengan luas lahan sekitar 190 hektare yang tersebar di 3 desa, yaitu Desa Mandala, Desa Ambuton dan Desa Telaga langsat, yang terdiri dari 9 Kelompok Tani dan 3 Gapoktan dengan jumlah anggota sekitar 500 KK.
Kegiatan Semai Perdana Tanaman Padi Varietas Ciherang dan Pencanangan Gerakan Pengendalian Hama Tikus ini dilaksanakan pada Selasa 19 Januari 2021.
Gerakan Pengendalian hama tikus ini didukung dari berbagai stakeholder. Hal ini bisa dilihat dengan hadirnya Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan, Dandim 1003 Kandangan, Pimpinan Bank Kalsel, Petugas POPT, Penyuluh BPP, Pemerintah Desa. Juga Gapoktan dan Poktan yang ada di Kecamatan Telaga langsat.
Dalam kegiatan Semai padi Perdana sekaligus Pencanangan Gerakan Pengendalian Hama Tikus, tampak Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan, Syamsuri Arsyad S.AP sangat mendukung kegiatan tersebut.
"Kami mendukung semai padi perdana dan pencanangan gerakan pengendalian hama tikus, karena bisa meningkatkan produksi pertanian dan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Selain dapat meningkatkan produksi pertanian, dua kegiatan itu juga diharapkan mampu mejadikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai lumbung pangan di Provinsi Kalsel.
Menurutnya, memasuki musim tanam tahun ini salah satunya adalah mempersiapkan pemberantasan sarang tikus sebagai salah satu hama utama tanaman padi.
”Pemberantasan tikus harus dilakukan sejak awal masa tanam, karena binatang pengerat itu dapat menyerang tanaman padi dari mulai pembibitan sampai panen sehingga merugikan petani," jelasnya.
Dikatakannya, tikus adalah hewan yang berkembang biak cepat sekali mampu melahirkan 10 hingga 12 anak, dan dapat beranak 6 sampai 8 kali dalam setahun, sehingga bisa melahirkan ribuan ekor dalam waktu singkat.
Pengendalian hama tikus tidak bisa dilakukan perorangan, tetapi harus bersama-sama dan sering dilakukan sehingga menghambat perkembangbiakannya yang sangat cepat dan banyak.[advertorial]
Penulis : Susmawati