Kodim 0906 Tenggarong Gelar Pelatihan Budidaya Padi Apung

Kodim 0906 Tenggarong Gelar Pelatihan Budidaya Padi Apung

TENGGARONG, MK - Bercocok tanaman padi tidak selalu di lahan sawah, tapi juga bisa di atas kolam ikan. Ini seperti yang didemonstrasikan oleh jajaran Prajurit Bintara Pembina Desa (Prabanbinsa) di wilayah Kodim 0906 Tenggarong dalam pelatihan yang digelar di Tenggarong, Minggu (17/1/2021) lalu.

Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan bertani bagi para Prababinsa dalam mempertahankan wilayah melalui pendekatan ketahan pangan. 

Sebagaimana diketahui, padi merupakan makan pokok hampir semua rakyat Indonesia. Karenanya budidaya padi terus diupayakan dengan berbagai cara untuk mendukung stabilitas pangan yang pada gilirannya akan mendukung stabilitas nasional.

“Senjata yang paling ampuh untuk mempertahankan wilayah-wilayah adalah pengetahuan. Jika kaya pengetahuan, maka dapat mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan di wilayahnya,” teranf Letkol Charles Alling, Dandim 0906 Tenggarong.

Menurut Charles, Prababinsa umumnya adalah anak-anak muda yang potensial kuat dan akrab dengan dunia digital. Karenanya, bisa dikatakan sebagai agent of change di wilayahnya masing-masing.

Pelatihan yang dipandu oleh Ari dan Ustuhri ini dilakukan dengan praktik langsung, mulai dari penyiapan media di kolam sampai dengan tanam. 

Pembuatan instalasi budidaya padi apung digunakan barang-barang bekas seperti gelas plastik dan styrofoam ukuran 1 x 2 meter dan tebalnya 5 sentimeter, serta paralon sebagai penyangga.

Styrofoam dilobangi dengan jarak 20 x 20 sentimeter sebagai ukuran jarak tanam. Lobang dibuat dengan diameter sesuai dengan gelas plastik yang digunakan. Selanjutnya styrofoan di apungkan di kolam.

Media tanam yang dibuat dari campuran kompos dan sekam bakar dimasukkan dalam gelas plastik. Benih padi yang sudah disiapkan ditanam secara langsung (tabela) di media dalam gelas. 

Sistem budidaya padi apung memiliki kelebihan, karena dipadukan dengan pemeliharaan ikan dalam kolam. Instalasi dapat digunakan berulang, cocok untuk pertanian kota (urban farming). Meskipun bersifat subsisten namun dapat lebih berkesinambungan. 

Saat dihubungi via WhatsApp, salah satu Fasilitator Pelatihan, Astuhri A.Md mengatakan, pelatihan berjalan dengan baik dan nampak peserta sangat antusias.
 
“Peserta tampak sungguh-sungguh dalam berlatih dan semua langkah kerja diikuti dengan penuh semangat mulai dari penyiapan media pertanaman sampai tanam benih,” ungkap Ustuhri.[advertorial]
Lebih baru Lebih lama