RANTAU, MK – Gempuran pandemi Covid-19 yang kian mengganas, bencana alam yang terus mengusik hati kita, tak menyurutkan semangat anak anak petani milenial untuk terus belajar dan mengasah skillnya mempersiapkan perjalanan menuju negeri matahari terbit. Mereka akan magang di negerinya Oshin.
BBPP Binuang membantu mempersiapkan mereka dengan pembekalan pelatihan vokasi sejak tanggal 2 hingga 4 Februari 2021 di kampus BBPP Binuang, Kabupaten Tapin.
Materi-materi yang keren disampaikan oleh fasilitator/widyaiswara yang tak diragukan lagi pengalaman dan kapasitas spesialisasinya.
Peserta menerima pembekalan bahasa jepang, budaya jepang, berbagai inovasi teknologi termuthakir di bidang pertanian/agrokomplek baik ilmu budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan inovasi-inovasi yang mereka belum pernah menerima.
"Bahkan hingga materi studi kelayakan usaha dan penyusunan proposal pengajuan KUR," jelas Kepala BBBP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, Rabu (3/2/2021).
Budiono, salah satu Widyaiswara BBPP Binuang yang turut serta menjadi fasilitator pelatihan vokasi ini menambahkan, model pertanian terpadu, pertanian milenial (4.0), aplikasi teknologi penginderaan OPT berbasis satelit/IT, identifikasi kesesuaian lahan dan peluang usaha, startegi dan perencanaan usaha agribisnis, pertanian muthakir berbasis bioteknologi, enzimatis dan pengenalan perangkat uji kandungan unsur hara tanah dan inovasi teknologi pertanian masa depan.
"Juga didukung dengan metode pembelajaran dengan berbagai pengalaman dari kelompok profesi , yang dilakukan dengan memanfaatkan potensi talenta yang menjadi khasanah individu seorang widyaiswara maupun dimiliki sebagai komunitas widyaiswara," paparnya.
Sebagai wujud aksi nyata dalam mendukung Program BPPSDMP Kementerian Pertanian RI dalam rangka mempersiapkan estafet pembangunan sektor pertanian di Indonesia dari generasi petani konvensional ke generasi petani milenial menuju pertanian modern dan kompetitif.
Target penanganan petani muda menjadi petani milenial yang berkapasitas lebih produktif sebesar 2,5 juta orang.
Harapannya bisa menjadi motor pergerakan pertanian modern di Indonesia mengingat dari 35 juta petani yang ada yang telah berusia diatas 50 tahun mencapai 65% lebih.
Fenomena bonus demografi yang akan terjadi tahun 2025-2030 tentu akan menjadi pendorong bagi percepatan alih teknologi dan alih generasi menuju Program Lumbung pangan dunia 2045 dan Produsen energi terbarukan terbesar didunia yang potensial dengan program energi terbarukan melalui program B-100 sehingga BBM tak hanya bersumber dari fosil semata.
Untuk mempersiapkan itu semua, BBPP Binuang mempersiapkan para pelaku agribisnis dimasa datang khususnya pekebun kelapa sawit untuk menopang industrialisasi B-100 (Biodissel 100% berbahan baku CPO sawit).
"Pelaku usaha agribsinis Kakao, Karet, rempah, biofarmaka hingga tanaman strategis nasional seeprti padi, jagung, kedelai dan cabe bawang merah serta daging dan telur,” terangnya.
Hotim, salah satu fasilitator Alumni magang Jepang tahun 2002 (Ikamaja) dari Kota Rantau, Tapin juga menambahkan, mengingat peserta akan magang langsung di petani dan pelaku usaha di bidang pertanian di jepang, mereka juga diberikan pembekalan berbahasa jepang dan memahami budaya Jepang.
"Baik cara makan, bergaul, kebiasaan selama di lahan kebun dan aktivitas lainnya yang menjadi tradisi di desa-desa tempat induk semang mereka tinggal selama 1 tahun," pungkasnya.[advertorial]