PALANGKA RAYA, MK - Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar merupakan Lembaga Adat Dayak yang diakui keberadaannya oleh Pemerintah sebagai sebuah lembaga adat yang menaungi dan menjaga konsistensi adat budaya.
Ditengah kisruhnya polemik terkait pernyataan Gubernur Kalteng tentang "MANDAU" yang akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan di media sosial.
Yuandrias, selaku Ketua Batamad Provinsi Kalteng melakukan upaya mengumpulkan Ormas Dayak untuk menggelar diskusi bersama dan silaturahmi antar Ormas Dayak dan tokoh adat Kalteng guna mencari jalan keluar untuk mengatasi polemik tentang Mandau tersebut yang digelar di Betang Hapakat, Kota Palangka Raya, Jumat (12/3/2021) sore.
"Pertemuan hari ini kita laksanakan sebagai bentuk keperdulian dari Batamad dan pelaksanaannya atas seizin dari DAD Kalteng. Terlepas dari tugas pokok utama Batamad untuk menjaga harkat dan martabat utus Dayak," ungkap Yuandrias.
Dibeberkannya, pro dan kontra terkait masalah pernyataan Gubernur tentang mandau, dalam teorinya yang terpenting adalah bagaimana caranya mempertahankan adat budaya Dayak sendiri dengan bersatu. Kalau tidak ada kekuatan, kekompakan dan kebersamaan tidak akan lembaga Dayak menjadi kuat.
"Pihak Batamad sendiri sudah mengirimkan surat dan meminta untuk bertemu dengan Pak Gubernur selaku kepala daerah untuk meminta klarifikasi terkait statement yang diucapkannya pada saat sambutan resmi pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur beberapa waktu lalu yang memicu kemarahan dan keresahan marasyarakat suku Dayak agar ada penjelasan yang sejelas-jelasnya terkait pernyataan yang Gubernur itu," imbuhnya.
Dikatakannya, nantinya apa yang disampaikan oleh perwakilan dari tiap-tiap ormas Dayak di kesempatan dialog dalam agenda silaturahmi tersebut akan dibawa dan disampaikan dalam pertemuan bersama Gubernur yang telah di surati oleh Batamad.
Sementara itu, salah satu perwakilan ormas Dayak yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, Andreas Junaedy yang merupakan ketua Kerukunan Dajak Ngadjoe Kahajan (KDNK) mengungkapkan, dengan dilakukannya dialog dan diskusi itu diharapkan ada titik temu serta kesimpulan yang dapat menyelesaikan permasalahan tentang Adat Budaya terkait polemik Mandau yang sangat krusial ini.
Kegiatan dialog tersebut dilakukan 2 sesi itu mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat Dayak dan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai ormas dayak dan tokoh adat Kalteng, baik yang ada di Palangka Raya, perwakilan dari Kabupaten Katingan, Kotawaringin Timur serta Gunung Mas seperti Batamad, Fordayak, Gerdayak, KDNK, Perpedayak dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.[kenedy]