Berbahaya bagi Kesehatan dan Lingkungan, Taty: Penanganan Karhutla Tugas kita Bersama

Berbahaya bagi Kesehatan dan Lingkungan, Taty: Penanganan Karhutla Tugas kita Bersama

PULANG PISAU, MK - Wakil Bupati Pulang Pisau, Pudjirustaty Narang, Selasa (9/3/2021) menyebutkan bahwa dampak dan bahaya dari asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini sangat menggangu aktivitas masyarakat, kesehatan dan lingkungan. 

Dari itu, kata Taty, panggilan akrab Wabup Pulang Pisau, upaya yang harus dilakukan unsur terkait yakni kesiapan personel hingga peralatan selalu sedia sebagai langkah cepat penanganan  semisal terjadi bencana karhutla.

"Karena masalah ini merupakan tugas kita bersama, maka Pemkab Pulpis melalui BPBD bersama unsur TNI, Polri, Manggala Agni dan selurub elemen mulai tingkat kecamatan, desa/kelurahan sampai masyarakat, harus selalu siap siaga dalam penanganan Karhutla di tahun ini," ungkapnya.

Menurut Taty, upaya Pemkab Pulang Pisau dalam rangka mengantisipasi terjadinya karhutla, terus dilakukan bersama seluruh elemen. Upaya tersebut, lanjutnya, dilakukan agar karhutla besar di tahun 2015 lalu tidak terjadi lagi di tahun-tahun mendatang, termasuk di tahun ini.

"Jadi, mari kita bersama-sama mewaspadai terjadinya karhutla di tahun ini. Karena, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dampak dari asap karhutla ini sangat menggangu aktivitas, kesehatan diri dan pribadi. Jadi, mari kita menjaga lingkungan masing-masing dari karhutla," ucap Taty kembali mengajak.

Taty juga mengimbau dan sekaligus mengingatkan, agar seluruh lapisan masyarakat  tidak melakukan kegiatan membakar hutan dan lahan saat akan membuka lahan, karena apabila terjadi kebakaran akan membawa dampak yang cukup besar untuk masyarakat maupun mahluk hidup lainnya.

"Saat ini kita juga masih dilanda Covid-19. Kalau karhutla juga terjadi, maka akan memperparah kesehatan kita semua. Sebab, kabut asap dari karhutla ini akan memunculkan penyakit ISPA atau penyakit pada saluran pernapasan.

"Nah, semoga di tahun 2021 ini, tidak terulang lagi kabut asap yang bisa mengganggu pernafasan saluran atas (Ispa). Karena kalau hal itu terjadi, maka akan mempercepat serangan Covid-19," pungkasnya.[manan]
Lebih baru Lebih lama