RANTAU, MK – Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang dengan pasukan widyaiswara yang bersinergi dengan penyuluh pertanian lapang bahu membau memberdayakan sumber dayanya.
Ini dilakukan untuk mewujudkan dan mengoptimalkan peran Kostratani yang sedang diprogramkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Menurut Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, BBPP Binuang sebagai UPT BPPSDMP Kementan pun terus meningkatkan layanan BPP sebagai pusat data, pembelajaran, konsultasi, inovasi teknologi, dan membangun jejaring kerja sama.
“Model pemberdayaan BPP Kostratani dilakukan sekaligus untuk menjawab permasalahan kekinian, yaitu ketersediaan sarana produksi, yang meliputi 45 persen dari total biaya usaha tani," jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, dengan dampak Covid-19 dan bencana banjir, tentunya modal kerja petani telah terkuras baik puso, penggunaan untuk biaya hidup dan meningkatnya harga harga sarana produksi dan harga sembako.
Upaya itu diwujudkan dengan membantu memberikan bimbingan secara online, sehingga bisa dijangkau dari Sabang hingga Merauke. Kini Wisatani genap 12 bulan sejak dilaunching Kepala BBPP Binuang Yulia Asni Kurniawati.
"Hasil telah menunjukkan salah satu BPP di ujung barat Indonesia, yaitu BPP Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, Propinsi Aceh telah membuktikan ilmu dan teknologi yang telah diikutinya," imbuh Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang.
Sehingga pada 26 Februari 2021, berkesempatan Wakil Kapolda Propinsi Aceh meninjau dan melirik untuk menjadi gerakan masyarakat melalui Bintara Desa, yang merupakan jejaring kepolisian yang bertugas membina masyarakat di bidang ketertiban masyarakat yang berkedudukan di desa.
Dengan demikian, operasionalnya dapat bertim dengan para pasukan Kostratani, yaitu PPL Desa.
"Pada kesempatannya, Wakapolda berkunjung ke demoplot budidaya tanaman sayuran organik di pekarangan melalui program Pekarangan Pangan Lestari," ungkap Mad Juardi, PPL di BPP Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah.
Ia mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan BBPP Binuang, baik informasi tentang pembuatan pupuk organik cair, biochart, kompos dan intensifikasi pekarangan melalui Zoom Wisatani maupun bimbingan melalui Video Call dan WA yang langsung dibimbing Budiono, salah satu widyaiswara yang menajdi narasumber Programma Wisatani.
Bahkan beliau melayani pengiriman POC produk divisi pengolahan limbah Inkubator Agribisnis yang dipesan melalui Aplikasi Sipromia, layanan pemasaran online produk divisi–divisi Inkubator Agribisnis,
"Sehingga BPP kami mendapat perhatian baik dari pak Bupati hingga POLDA Propinsi Aceh," imbuhnya.
Khusus terkait berita berita bahwa Aceh propinsi termiskin di Pulau Sumatera, tentu dengan Demoplot di lahan BPP Kebayakan akan menjadi motivasi dan contoh bagi BPP lainnya dan Poktan/Gakpotan untuk menjadi gerakan masyarakat dalam rangka percepatan pengentasan kemiskinan di Propinsi Aceh.
"Ini sebagaimana menjadi program prioritas Kementerian Pertanian, yang telah dicanangkan Menteri Pertanian, Dr Syahrul Yasin Limpo serta arahan Kepala BPPSDMP Prof Dr Dedy Nursyamsi.
Jejaring kemitraan dengan BPP Kostratani tentu akan menjadi base camp bagi desiminasi dan improvisasi inovasi teknologi spesifik lokal dan menjadi pusat pembelajaran dan konsultasi secara integral telah terbukti.[advertorial]