PEMERINTAH sudah mengumumkan pelarangan mudik bagi seluruh masyarakat, namun kenyataannya masih banyak yang nekat mudik. Karena itulah, Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 usai libur Idul Fitri.
Dilansir dari jawapos.com, Tim Mitigasi Dokter IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, pada Selasa, 11 Mei 2021, mengatakan “Saat ini sudah terlihat kenaikan kasus Covid-19 kembali seperti tahun lalu, meski program vaksinasi terus berjalan. Kami mengingatkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dan lain-lain) serta para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menyiapkan ketersediaan ventilator, obat-obatan, Alat Pelindung Diri (APD), tempat tidur, ruangan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus paska libur hari raya ini sampai 1 – 2 bulan ke depan, ” ujarnya.
Menurut Adib, faktor lonjakan itu diperkirakan adanya klaster-klaster yang muncul selama beberapa bulan terakhir seperti klaster perkantoran, klaster keluarga, klaster ibadah bersama, klaster buka puasa bersama, serta ditambah adanya momentum-momentum Idul Fitri, arus balik, mudik serta mutasi virus Covid-19 di tengah semakin banyaknya masyarakat yang abai protokol kesehatan.
Adib yang juga Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghimbau agar materi terkait protokol kesehatan saat Pandemi Covid-19 ini juga senantiasa disosialisasikan melalui khotbah Idul Fitri di seluruh Indonesia.
Senada dengan Tim Mitigasi IDI, dilansir dari aa.com.tr, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, memprediksi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang signifikan dapat terjadi seusai Lebaran 2021.
Lonjakan ini, kata Dicky, mungkin akan lebih tinggi dibandingkan yang pernah terjadi di Indonesia pada setahun terakhir sejak dilanda pandemi. Karena kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan mulai menurun pada Ramadhan, selain itu, kasus Covid-19 dengan varian baru juga telah terdeteksi di Indonesia.
Dicky menuturkan indikasi lonjakan kasus mulai terlihat dengan munculnya klaster penularan Covid-19 dari ibadah salat Tarawih, buka puasa bersama, serta mudik Lebaran yang dilakukan lebih awal.
Untuk mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 usai libur Idul Fitri ini di Provinsi Kalimantan Selatan (Prov Kalsel), Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel menggelar Operasi Ketupat 2021 yang dilaksanakan dari 6 - 17 Mei 2021. Operasi ini juga untuk menciptakan suasana kondusif, aman dan tertib pada Ramadhan hingga Idul Fitri 1442/Hijriah di masa pandemi Covid-19.
Melalui Siaran Pers Humas Pemprov Kalsel, mengabarkan Gelar Pasukan Operasi Ketupat Intan 2021 berlangsung, pada Rabu 5 Mei 2021, di halaman Mapolda Kalsel dipimpin Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA, dihadiri Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalsel, Irjen Pol Rikwanto dan Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Firmansyah.
Safrizal mengatakan, secara nasional, mudik lebaran ditiadakan mulai 6 Mei 2021 dan masyarakat diharapkan tidak memaksakan diri atau memaksa petugas melakukan tindakan tidak perlu. Melainkan bersilaturahmi dengan cara lain seperti vedio call dan lain-lain semata-mata menjaga agar sebaran Covid 19 tidak meluas.
“Jangan memaksa petugas di lapangan melakukan aktivitas yang tidak perlu,” pesannya.
Pembatasan perjalanan mudik sesuai Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 No. 13 Tahun 2021, tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama 6-17 Mei 2021.
Melalui surat edaran ini, pemerintah melarang masyarakat melakukan kegiatan mudik lebaran demi mencegah penularan virus corona Covid-19. Larangan ini diberlakukan untuk moda transportasi darat, laut dan udara.
Safrizal juga menyebut, akan ada titik titik penyekatan yakni penyekatan antarprovinsi dan antarkota yang mengharuskan persyaratan tertentu untuk melewatinya. Misalnya menunjukkan surat perjalanan dan hasil tes antigen, PCR yang disediakan pemerintah daerah.
Begitu juga tempat keramaian akan diawasi keberadaannya. Serta untuk pelaksanaan ibadah Idul Fitri, pengelola tempat ibadah diminta menerapkan protokol kesehatan, jamaah wajib pakai masker.
Sementara itu, Kapolda Kalsel, Rikwanto menyebut, pihaknya menyiapkan 1500 personil gabungan TNI Polri dan petugas instansi terkait untuk mengantisipasi apa pun yang timbul saat pelaksaanaan operasi ketupat intan 2021 ini,” terangnya.
Rikwanto mengatan sudah siap dalam penanganan keamanan, gangguan lain seperti kebakaran dan bagaimana mencegah penyebaran Covid-19.
“Saya berharap masyarakat berpartisipasi. Petugasnya siap, masyarakatnya juga care terhadap kesehatan. sehingga kita aman melalui Idul Fitri ini,” ucapnya sembari menyebut, masalah keamanan saat ini di Kalsel dalam situasi kondusif.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Muhammad Muslim mengatakan, rapid test antigen sudah diberikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalsel masing-masing 5.000 dosis.
Jika tes antigen itu masih kurang , lanjut Muslim, Pemprov Kalsel bisa memberikan tambahan sesuai kebutuhan.
“Nanti kita lihat keterpakaiaannya, kita juga minta laporan (stok,red),” ujar Muslim.
Tindak lanjutnya, jika ditemukan masyarakat terpapar covid-19, akan dikarantina dengan biaya sendiri.[araska/adv]