PARINGIN, MK - Belum adanya titik temu terkait dana CSR PT Adaro dengan Pemkab Balangan, Bupati Balangan H Abdul Hadi pun buka suara dan akan melanjutkan pembahasan CSR ke Petinggi Adaro Pusat.
Beberapa waktu lalu, pemerintahan berjuluk Bumi Sanggam ini menyatakan keluar dari pembebasan terkait CSR Adaro.
Menyikapi hal tersebut Bupati Abdul Hadi buka suara. Ia mengatakan, seminggu setelah persoalan tersebut komunikasi dengan pihak perusahaan kembali dilanjutkan untuk membahas persoalan CSR.
Pemkab Balangan dalam hal ini Bupati Abdul Hadi berencana ke Jakarta untuk melanjutkan komunikasi dengan petinggi Adaro di tingkat pusat guna membahas soal kelanjutan CSR.
"Harapan kami dana CSR dapat membantu pembangunan di Kabupaten Balangan, meski diketahui nilainya berkurang dari tahun kemarin, dimana pada tahun 2020 gelontoran dana CSR berkisar Rp12,5 Milyar, dan untuk tahun ini berkisar Rp11,5 milyar," bebernya kepada awak media.
Di antara program yang telah disusun, yaitu keberadaan Desa Liyu yang diharapkan menjadi binaan CSR Adaro guna mengembangkan wisata di desa setempat. Kemudian juga meminta agar CSR berpartisipasi dalam pembangunan Istana Anak Yatim.
"Semuanya murni untuk pembangunan daerah tidak ada untuk kepentingan pribadi," tegas Bupati.
Meski demikian harapannya dana CSR dapat membantu daerah, karena seyogyanya dana CSR dikeluarkan untuk masyarakat terutama yang berada disekitar tambang.
Di samping itu juga untuk kegiatan program yang telah disusun oleh Pemkab Balangan salah satunya Istana Anak Yatim.
Jika Istana Anak Yatim ini terealisasi, maka menjadi yang kedua di Kalimantan Selatan setelah Tanah Bumbu.
"Saya yakin Adaro nantinya akan bangga jika dana CSR juga diperuntukkan untuk pembangunan Istana Anak Yatim di Balangan," pungkasnya.[agus/adv]