MEMOTIVASI para penyuluh pertanian dan petani untuk terus produktif dan kompetitif, kini menjadi tantangan terbesar Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang di masa pandemi Covid-19 ini.
Kendati demikian, sebagai UPT Pusat yang memfasilitasi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian di regional Kalimantan, BBPP Binuang tentu harus tetap mampu menjawab tantangan ini.
Pada tahun kedua pandemi Covid-19, Presiden menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, dengan mendorong sektor pertanian sebagai lokomotif perekonomian nasional. Karenanya diharapkan akhir 2021 atau awal 2022 pertumbuhan ekonomi telah positif.
"Meski di triwulan pertama tahun 2021 masih minus 1,9 persen, kita harus optimis dengan peluang pasar makin terbuka (online dan ekspor), dengan aktivitas bisnis lewat elektronik telah mencapai 22 persen, adalah kabar positif,” terang Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si, Kepala BBPP Binuang mengutip statment presiden pada salah satu TV swasta beberapa waktu lalu.
Optimisme para pelaku dan purnawidya juga dirasakan, pasca mengikuti pelatihan manajerial Kostratani di Kabupaten Sekadau, 24 hingga 26 Mei 2021, dan telah memberikan hasil yang menggembirakan sejak 2 hingga 24 Juni 2021.
Saat dimonitor dan konsultasi, beberapa purnawidya menyampaikan hasil-hasilnya yang sangat menyakinkan. Ini disampaikan kepada fasilitator yang terus memberikan bimbingan sekaligus memonitor kegiatan purnawidya, melalui online dengan bukti-bukti yang aktual dan faktual di lapangan.
"Ini berarti gugurlah pameo bahwa pelatihan itu hanya formalitas, seremonial dan rutinitas saja menghabiskan anggaran. Bukti menunjukkan antusias purnawidya melaporkan hasil-hasil pelatihan yang telah diterapkan baik melalui petani binaan maupun langsung menerapkan sendiri," tambah Budiono, Widyaiswara BBPP Binuang.
Sebut saja, lanjutnya, purnawidya Valerius Fujianto, Suroso dan Teguh beserta 27 peserta lainnya yang dengan semangat melaporkan hasil pelatihan yang diikuti dari BBPP Binuang.
Suroso, purnawidya sekaligus PPL di BPP Sekadau Hilir mengungkapkan,
Sawi kampung yang telah diterapkan POC saat praktik kapita selekta pada 24 Mei 2021, di mana menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat panen 5 sampai 8 hari, dengan produksi meningkat 65 persen dan kualitas daun yang lebih lebar dan warna perform lebih menarik di lokasi Sekadau Hilir.
Sementara itu, Suherli menyebutkan, aplikasi penginderaan OPT sangat membantu para purnawidya dalam mengoptimalkan perannya dan telah diaplikasikan pada tanaman semangka, sawi, padi dan jagung.
"Mereka makin percaya diri dibanding sebelum mengikuti pelatihan yang diadakan oleh BBPP Binuang, sebulan yang lalu," bebernya.
Ungkapan Suherli ini senada dengan yang disampaikan Teguh, Hasri, dan 7 orang lainnya, di mana mereka telah membuktikan kemudahan aplikasi ini.
Tak mau ketinggalan, Valerius Fujianto dan vicko juga telah menerapkan rencana yang telah disusun saat mengikuti pelatihan manajerial Kostratani sebulan lalu yang dengan intens mendampingi pengurus Poktan untuk memperbaiki data dan informasi dalam Simluhtan.[advertorial]