PELAIHARI, MK - Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kintap Cerdas binaan PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap kembali meluluskan warga Didik Program Pendidikan Kesetaraan Paket B dan Paket C, Rabu (14/7/2021).
Tahun ini merupakan tahun kedua PKBM Kintap Cerdas meluluskan warga didiknya, hasil kerjasama dengan Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar Pelaihari (SPNF SKB).
Program ini salah satu implementasi dari 8 (Delapan) Program Unggulan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Tambang Kintap dalam bidang Pendidikan.
Yudo Prakoso mewakili Kepala Teknik Tambang Kintap mengatakan, Program Pendidikan Kesetaraan ini bertujuan untuk memfasilitasi Masyarakat putus sekolah yang ingin melanjutkan pendidikannya dan berasal dari kalangan umum yaitu warga desa yang tinggal di area lingkar tambang.
Saat ini, PKBM Kintap Cerdas telah menggandeng santri dan santriwati Pondok Pesantren sekitar untuk ikut bergabung menjadi Peserta Didik.
“Kami bangga bisa meluluskan Peserta Didik setiap tahunnya. Pendidikan Non Formal ini memberikan peluang bagi masyarakat yang Putus Sekolah untuk mendapatkan Ijazah Kesetaraan agar bisa melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi maupun untuk melamar pekerjaan," katanya.
Ia mengatakan, PKBM Kintap Cerdas selain fokus dalam bidang pendidikan juga memberikan bekal keterampilan seperti keterampilan komputer dan menjahit, yang nanti di akhir pelatihan ada uji kompetensi bagi para peserta untuk mendapatkan sertifikat.
"Selamat kepada Peserta yang lulus hari ini, semoga ilmunya dapat bermanfaat," sebut Yudo.
Acara wisuda secara protokol kesehatan ini dihadiri langsung oleh Kepala SPNF SKB Pelaihari, Dadah S.Ag.
Dadah mengatakan, Program Pendidikan Kesetaraan telah berjalan dengan sangat baik selama dua tahun. Komitmen dan semangat Arutmin patut diapresiasi dalam dunia pendidikan.
"Setidaknya ini mampu meminimalisir angka putus sekolah dan terus berkiprah serta berbagi peran dalam mengemban misi mencerdaskan warga bangsa yang tidak dapat dilayani oleh pendidikan formal. Semoga pandemi ini segera berlalu agar pendidikan secara tatap muka bisa berjalan dengan normal," harapnya.[andra]