RANTAU, MK – Prospek usaha porang telah membangkitkan minat kalangan muda untuk menjadi petani milenial. Antusiasme ini dibaca BBPP Binuang.
Sebagai lembaga UPT BPPSDMP Kementerian Pertanian RI, BBPP Binuang tak mau kehilangan momen ini dengan melakukan kerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kotabaru.
Ini diwujudkan melalui penyelenggaraan Pelatihan Teknis bagi Non Aparatur Angkatan XXIV, dengan tema “Budidaya dan Analisa Kelayakan Usaha Porang”. Kegiatan ini dimulai sejak 13 hingga 15 Juli 2021 di BPP Kelumpang Hilir akan ditutup.
Petani milenial tampak mengikuti pelatihan secara antusias, meski waktu terbatas hanya tiga hari. Mereka mengoptimalkan waktu yang terbatas ini.
Namun pada kesempatan yang sama, fasilitator akan terus mendampingi melalui WhatsApp Group, sebagai bimbingan lanjutan pasca pelatihan secara online.
"Purnawidya dapat konsultasi dan diskusi yang diikuti semua anggota group whatsapp," terang Budiono sebagai Widyaiswara BBPP Binuang.
Aridiansyah, salah seorang peserta pelatihan dari Hampang, Kabupaten Kotabaru mengungkapkan, salah satu materi pembelajaran pelatihan adalah pembuatan pupuk organik, pertisida nabati dan produksi benih sehat secara mandiri untuk mengendalikan biaya produksi usaha porang yang dikembangkan.
"Setidaknya 35 sampai 55 persen biaya produksi dapat dihemat peserta. Tentu peluang ini disambut antusias oleh peserta pelatihan," imbuhnya.
Peserta, lanjutnya, di samping materi inovasi budidaya porang yang berbasis minimalis cost optimalisasi pendapatan petani, melalui penerapan budidaya porang spesifik lokalita dengan dukungan peningkatan kompetensi petani.
Peserta juga dibekali berbagai inovasi untuk mendukung pola usaha yang mampu mengoptimalkan pendapatan kaum milenial.
"Salah satunya teknis budidaya tumpangsari porang dengan tanaman lainnya yang mempunyai interaksi positif dan simbiosis mutualisme antara tanaman pokkok dengan tanaman sela tentunya peserta sangat antusias,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Kepala BBPP Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si memberikan arahan dan motivasinya agar para peserta dari kalangan milenial langsung menjadi motor bagi kelompok taninya untuk menerapkan hasil kegiatan pelatihan ini.
"Tentunya menerapkan hasil kegiatan pelatihan menjadi bagian kesuksesan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” terangnya.
Kompetensi pembuatan pupuk organik baik padat maupun cair, pestisida nabati dan produksi benih porang secara mandiri kelompok tani yang sudah dirintis menanam porang dan dukungan kegaitan pengembangan porang berbasis ekspor, merupakan langkah nyata sinergis semua pihak akan menadi energi positif dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani milenial.
Kesuksesan kegiatan ini tentunya juga akan menjadi kegiatan nyata pemerintah dalam rangka Perceoatan Pemuluahan Ekonomi Nasional (PEN) dan Program Pengembangan Petani Milenial.
Sehingga estafet usaha pertanian di Indonesia dari pelaku pertanian konvensional ke pertanian yang Maju, mandiri dan Modern sebagaimana menjadi program prioritas BPPSDMP Kementerian Pertanian RI Kostratani.[advertorial]