KEPALA BBPSDMP Kementerian Pertanian, Prof Dr Ir Dedi Nursyamsi M.Agr menyampaikan arahan dalam rapat Persiapan Pelatihan 1 Juta Penyuluh dan Petani. Ia menyebut KUR ditingkatkan menjadi Rp7 triliun.
"Kredit ini merupakan bantuan pemerintah sehingga bunganya hanya 6 persen," jelas Dedi.
Bahkan, lanjut Dedi, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berupaya berkoordinasi ke Presiden RI agar bunga KUR 3 persen.
Sejalan dengan arahan tersebut, dan khusus untuk petani milenial menjadi strat up atau angkah awal untuk selanjutnya mereka dilatih kewirausahaan.
Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Dr Ir Yulia Asni Kurniawati M.Si menjelaskan, pihaknya akan melanjutkan rencana itu dengan kegiatan pelatihan tematik sesuai kebutuhan setempat.
"Petani dan Penyuluh Pertanian diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mendapatkan program KUR, dan bagaimana membuat proposal agar bankable dan terus didampingi agar bisa menyikapi dan menjelaskan kepada petani milennial atau pengusaha tani untuk mendapatkan KUR," paparnya.
Pihaknya berupaya menjelaskan dan melakukan bagaimana agar DPM/DPA tidak ragu mengambil KUR, dan meyakinkan bahwa bertani itu menguntungkan.
Karena, sambungnya, negara Indonesia merupakan negara agraris, di mana setiap hari ada matahari. Setiap saat bisa bertani dibandingkan dengan negara 4 musim. Dan yang diperlukan pertanian, air juga berlimpah.
"Kalo ijo royo-royo, berarti ada air. Persyaratan bertani kita lengkap, suhu cocok 28 smp 30 derajat celcius. Dorong semangatnya," tegas Yulia.
Modal KUR bunganya rendah dan harus kembali, mengingat KUR bukan bansos. Kalau kurang dari Rp50 juta tidak menggunakan agunan.
"Kita sudah bekerjasama dengan HIMBARA dan cek tidak menggunakan agunan. Bank yang minta agunan, karena ternyata ada petani yang ada cicilan yang belum lunas sehingga diberikan agunan," bebernya.
Untuk petani pemula bisa membuat proposal dan rencana kerja, dan akan dibimbing Penyuluh Pertanian baik bimbingan manajerial maupun teknis. Selanjutnya dilakukan negosiasi dengan bank untuk mempermudah pencairan.
"Ternyata yang macet 0.3 persen. Sebetulnya petani jujur dan mampu mengembalikan KUR," imbuhnya.
Usia DPM tidak lebih 39 tahun dan sudah ada omset Rp10 juta per bulan. Sedang untuk DPA tidak lebih 45 tahun dengan omset Rp50 juta.
DPM dan DPA adalah pelopor yang akan membangun korporasi petani.
Korporasi yang dibangun berada di kawasan Food Estate. Intinya korporasi adalah berusaha berjamaah.
BBPP Binuang saat ini ada 18 mahasiswa dan siswa yang sedang melaksanakan permagangan Kampus Merdeka Belajar.
Membimbing agribisnis mulai teknis, manajemen usaha dan kewirausahaan di bawah bimbingan Widyaiswara di Inkubator Agribisnis.
Mereka dilatih agar memiliki jiwa entrepreneur dari hulu sampai hilir di divisi-divisi usaha.
"Dengan bimbingan yang instens ini diharapkan setelah menyelesaikan studi mereka menjadi agrosociontrepreneur milenial," pungkasnya.[advertorial]