PARINGIN, MK - Upaya memanusiakan Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, semakin intens dilakukan pemerintah di kabupaten yang berjuluk Bumi Sanggam, dengan ibukotanya adalah Kecamatan Paringin.
Melalui kerjasama instansi terkait dengan pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Rumah Sakit Sambang Lihum, Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) "Budi Luhur" Banjarbaru, serta organisasi masyarakat dan Komunitas Wartawan Sanggam (KOWAS).
Menyikapi hal tersebut, salah satu aktivis sosial dan kemanusiaan di Kalimantan Selatan, Roly Supriadi atau akrab disapa Bang Orie menyambut baik, karena menurutnya hal tersebut langkah luar biasa yang belum tentu semua kabupaten bisa menanganinya, Kamis (30/9/2021).
"Selama ini kita cukup merasa prihatin saat mendengar berbagai stigmatisasi dan diskriminasi yang masih sering dialami oleh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), antara lain dikeluarkan dari sekolah, diberhentikan dari pekerjaan, diceraikan oleh pasangan, hingga ditelantarkan oleh keluarga, bahkan dipasung, serta dirampas harta bendanya," tuturnya.
Dengan langkah luar biasa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Balangan, yang menurutnya gerakan ini mulanya di inisiasi oleh kepekaan sosial dari Ketua Tim Penggerak PKK Balangan, yakni isteri orang nomor satu di kabupaten setempat, Hj Sri Huriyati Abdul Hadi atau akrab disapa Bunda Srie.
Hal tersebut bahkan di amini oleh pemimpin Pemerintahan Kabupaten Balangan saat ini, yakni H Abdul Hadi - H Supiani, sehingga kerjasama kemanusiaan terhadap para ODGJ yang terpasung pun mulai digalakkan sejak bulan Mei 2021.
Menurutnya, sifat sosial H Abdul Hadi dan sang Isteri Hj Sri Huriyati, sudah ia lihat sejak lama, bahkan sejak keduanya masih sebagai anggota DPRD Kabupaten Balangan.
"Seingat saya, H Abdul Hadi saat menjadi Ketua DPRD, bahkan pernah menunda sidang, hanya demi melayat sekaligus membopong jenazah seorang dhuafa yang bernama Nenek Kasrah yang tinggal sendiri, dan selama hidup ia dan isteri memberikan bantuan sembako serta pemeriksaan kesehatan oleh tim medis, tepatnya 26 Juli 2018 silam," ungkapnya.
Sementara itu, untuk Bunda Sri, ia lebih banyak membantu dalam kegiatan sosial, sembako dan mudah percaya dengan orang lain. Dalam pergaulan tidak memilih strata sosial, siapapun ia terima sebagai kawan hingga sodara.
Jadi sangat wajar ketika memiliki jabatan sebagai pemimpin balangan saat ini, kegiatan sosial dan kemanusiaan di Balangan menjadi salah satu fokus dalam upaya membangun dan membantu masyarakatnya.
"Meskipun begitu kita semua tahu, tidak semua orang dapat menerima atau menilai baik hal tersebut, akan selalu ada cara dan upaya untuk menjatuhkan orang-orang yang berusaha berbuat baik, semoga hal yang baik akan terus berlanjut di Balangan," pungkasnya.[agus/adv].